jpnn.com, JAKARTA - Akademisi IPB Rachmat Pambudy mengatakan perkebunan sawit merupakan keunggulan komparatif Indonesia yang sebenarnya sudah berhasil menjadi keunggulan kompetitif.
Peran komoditas sawit dalam pembangunan nasional sangat strategis.
BACA JUGA: Tangis Haru Eva Celia Dilamar Sang Kekasih, Disaksikan Sophia Latjuba & Indra Lesmana
Menurutnya, komoditas sawit bisa membawa Indonesia menjadi penguasa perdagangan minyak nabati di pasar internasional.
“Agar sawit bisa bersaing di pasar global dengan minyak nabati lain, seluruh masyarakat harus kompetitif dan memastikan sawit menjadi bagian dari aset nasional. Jangan sampai nanti diklaim menjadi milik negara lain. Jadi, pastikan masyarakat harus ikut menjaga kelangsungan budidaya komoditas sawit Indonesia,” ujar Rachmat, Selasa (21/9).
BACA JUGA: APTI: Batalkan Revisi PP 109/2012
Pengawasan pemerintah dan konsumen, telah membawa industri sawit terus melakukan perbaikan.
Sejak 2001, perusahaan kelapa sawit sudah didorong untuk menerapkan prinsip Millenium Development Goals (MDGs), yang dilanjutkan menjadi Sustainable Development Goals (SDGs).
BACA JUGA: Buruh Tembakau: Mohon Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Cukai Rokok
Pelaku industri sawit juga telah diwajibkan mengikuti Perpres Nomor 44 Tahun 2020, tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).
“Ada kebutuhan kepastian dari konsumen internasional, bahwa semua perusahaan harus memberikan perlindungan kepada lingkungan, penduduk dan satwa liar. Perusahaan sawit nasional sudah berkomitmen dan terus berupaya memenuhi harapan konsumen ini,” paparnya.
Terpisah, Pendiri dan CEO Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) Teguh Patriawan mengatakan pihaknya terus berupaya menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Langkah ini dilakukan bukan hanya karena tuntutan konsumen.
Namun, kelangsungan dan masa depan perusahaan juga sangat ditentukan oleh kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan keadilan yang diterima oleh para tenaga kerja di perusahaan.
Saat ini, NSS menyerap sekitar 2.700 orang karyawan.
Dia mengatakan Nusantara Sawit Sejahtera saat ini sedang melakukan penanaman kebun sawit rakyat (plasma) di sekitar kebun perusahaan.
Plasma dilakukan dengan menggunakan bibit unggul dan merekomendasikan penggunaan pupuk berimbang, tidak berlebihan untuk konservasi tanah.
“NSS mengelola limbah pabrik, sehingga bisa digunakan lagi ke tanaman untuk menjadi pupuk. Kami selalu coba menghemat dengan cara-cara yang betul dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk masyarakat sekitar, NSS membangun plasma dan menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),” terangnya.
Selain sudah terbukti menopang perekonomian nasional, Teguh mengatakan prospek industri kelapa sawit juga masih sangat menjanjikan.
Menyusul diversifikasi penggunaan minyak sawit besar-besaran, tidak hanya untuk bahan pangan, tetapi juga untuk bahan bakar biodiesel.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy