jpnn.com - JAKARTA – Beberapa praktisi dan akademisi dari Universitas Indonesia (UI) bersama Kementerian Dalam Negeri RI (Kemendagri) telah melaksanakan kajian evaluatif dan reflektif secara multidisiplin dalam rangka mempelajari bagaimana pengalaman pemerintahan Indonesia membuat dan menerapkan kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19 yang terjadi selama tiga tahun sejak 2020 lalu.
Hasil kajian beberapa praktisi dan akademisi UI dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Belajar Dari Pandemi: Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi COVID-19”.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Korupsi Alkes Covid-19 di Kuansing Naik ke Penyidikan
Buku tentang pembelajaran kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 ditulis oleh Dr. Safrizal ZA, M.Si. dan Danang Insita Putra, PhD (Kemendagri RI), Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., DSc. (Dekan FKM UI); Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si. (Ketua DRRC UI), Ph.D.; Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, M.Si. (Dekan FISIP UI); Prof. Dr. Multamia RMT Lauder, S.S., Mse., DEA (Guru Besar FIB UI); dan delapan orang penyusun lainnya.
Peluncuran buku tersebut dilakukan secara hybrid dan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari para penyusun buku dan peserta dari berbagai institusi. Pada acara ini, sejumlah pihak memberikan sambutan, di antaranya:
BACA JUGA: Jelang Mudik Lebaran, Masyarakat Diimbau Perbaharui Imun Covid-19
1. Bapak Simon Flores, Konselor Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.
2. T.M. Zakir Sjakur Machmud, M.Ec., Ph.D. - Direktur Pengelolaan dan Pengembangan Unit Usaha Universitas Indonesia.
BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi APD Era Covid-19, KPK Periksa Direktur Dunia Trans Logistik dan Dirut TMG Cipta
3. Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si - Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB.
4. Dr. Safrizal ZA, M.Si - Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri RI.
Dalam sambutan buku ini, Mendagri memiliki harapan besar, agar buku ini dapat menggambarkan pengalaman dan pembelajaran dari penerapan kebijakan pembatasan selama pandemi Covid-19.
"Penanganan pandemi Covid-19 secara terpadu sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari segenap lapisan masyarakat. Oleh karena itu, disadari sepenuhnya bahwa diperlukan menyempurnakan pengelolaan dan fasilitas penanggulangan bencana wabah, sehingga pemberdayaan ketahanan kesehatan masyarakat yang tangguh juga perlu digarap secara nasional," bunyi sambutan Mendagri.
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, Ph.D mengatakan bahwa pembelajaran dari pengalaman selama tiga tahun pandemi Covid-19, hendaknya menjadi memori dan modal bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di masa mendatang.
Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri RI Dr. Safrizal ZA, M.Si menambahkan, buku ini adalah dokumentasi pemenangan melawan Covid-19.
"Kilas balik penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19 memberi banyak sekali pembelajaran yang dapat dipetik," kata Safrizal ZA.
Mia Lauder menekankan mengenai pentingnya mewujudkan pemberdayaan ketangguhan komunitas melalui memori kolektif masyarakat dalam menangani bencana untuk merespons dampak sosial budaya Covid-19 menuju adaptasi kehidupan baru yang bersifat responsif.
"Ketangguhan komunitas ini harus ditumbuhkan melalui berbagai bentuk informasi, panduan, dan edukasi melalui pendekatan kearifan lokal," ungkap Mia.
Ketua DRRC UI dan FKM UI, Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si menyampaikan bahwa buku ini dapat menjadi pembelajaran praktik terbaik bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi kemungkinan ancaman pandemi lainnya di kemudian hari.
Dr. Rachma Fitriati, M.Si M.Si (Han) selaku Government Relation Head DRRC UI dan Pengajar FIA UI menyampaikan buku yang merupakan hasil kerjasama dari Kemendagri RI, DRRC UI, BNPB dan Kedutaan Australia merupakan wujud nyata state obligation karena secara konstitusional Pemerintah wajib bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan yang memadai.
"Dan masyarakat berhak untuk mendapatkan perlindungan sebagai hak yang melekat maka perlindungan setiap orang adalah pada diri masing-masing, dan pelayanan kesehatan suatu hal yang utama dan penting," kata Rachma.
Diketahui, selama tiga tahun pandemi Covid-19 ini melanda dunia secara global, termasuk Indonesia, telah memberikan banyak pembelajaran bagi semua pihak.
Beragam tantangan telah berhasil dilalui berkat gotong royong semua pihak: pemerintah, dunia usaha, media, masyarakat, hingga insan cendekia. Pemerintah telah menerapkan serangkaian kebijakan, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan laju peningkatan kasus.
Sejak diterapkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis PPKM Mikro pada 9 Februari 2021, kasus aktif Covid-19 secara bertahap sudah mulai dapat ditekan. Tampaknya, kebijakan mendasar PPKM Mikro cukup berhasil, ketika menempatkan masyarakat bukan sebagai obyek, namun sebagai subyek penanganan COVID-19 di tingkat komunitas.
Selain itu, perlu pula disadari bahwa pembentukan dan penguatan Posko Desa/Kelurahan yang melaksanakan empat fungsi utama yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan dan pendukung, sangat membantu pemberdayaan komunitas berbasis kearifan budaya sehingga dapat optimal untuk melawan COVID-19. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu