JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan penggunaan kata 'Indonesia' tidak saja sekedar nama satu negara tapi juga untuk sebuah bangsa dengan latarbelakang berbeda dengan tujuan yang sama, yakni solidaritas bagi kesamaan.
Hal itu dikatakan Akbar Tandjung saat jadi keynote diskusi bertema "Membangun Keindonesiaan Kita", di Akbar Tandjung Institute Jakarta, Senin (21/5).
Dalam perspektif pembangunan, lanjutnya, keindonesian hendaknya dibangun terus-menerus untuk penguatan karakter building.
Era reformasi yang melahirkan banyak partai dan telah terjadinya perubahan konstitusi dasar sebanyak empat kali, menurut mantan Ketua DPR itu, masih menyisakan banyak hal yang perlu segera dikerjakan seperti bidang ekonomi, pengurangan angka kemiskinan dan gap antara si kaya dan si miskin.
"Di bidang ekonomi menginginkan pertumbuhan menjadi tinggi hingga diharapkan berdampak pada pengurangan kemiskinan serta gap antara si kaya dan miskin tinggi," ujar Akbar Tandjung.
Demikian juga halnya dengan sistem politik yang telah berubah hingga memberikan kebebasan kepada masyarakat yang berekses pada konflik horisontal yang dipicu oleh perbedaan agama dan sikap yang tidak menghormati hukum.
"Terhadap semua itu, seperti soal ekonomi, sosial dan politik bahkan kebangsaan, negara sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa," tegas mantan Mensesneg itu.
Padahal, lanjutnya, perilaku radikalisme itu sesungguhnya bukan watak Indonesia dengan filosofi Pancasila. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Transmigran Digembleng Tujuh Hari
Redaktur : Tim Redaksi