“Kedatangan saya di sini, untuk melihat sejauh mana kesiapan kader-kader Golkar menyosong agenda-agenda politik baik di daerah seperti pemilihan gubernur Maluku Utara dan agenda nasional sebagai agenda politik di daerah. Juga melihat kesiapan Partai Golkar melaksanakan amanah yang diberikan organsiasi melalui musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar,” kata Akbar kepada wartawan usai buka puasa di Jhoanie, Jalan Branjangan, Ternate.
Akbar mengatakan, Golkar memberikan kesempatan kepada siapa saja, baik tokoh-tokoh Golkar maupun figur di luar Golkar yang ingin menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik menuju pilgub. Namun secara tegas, Akbar menyatakan, Golkar tidak akan mengusung kandidat yang terindikasi korupsi. “Kalau ada kandidat yang terindikasi korupsi, harus dihindari. Dan ini harus menajdi perhatian,” tandasnya.
“Kandidat yang akan mengendarai Partai Golkar juga harus bersedia memberikan dukungan penuh pada visi dan misi Partai Golkar. Bila perlu ada semacam kontrak politik,” imbuhnya.
Di samping itu, lanjut Akbar, hasil survei tetap menjadi salah satu dasar petimbangan menetapkan calon kepala daerah. Akbar menjelaskan, ada dua pendekatan yang dipakai Golkar dalam mengusung calon kepaal daerah. Yaitu pendekatan organisasi dan pendekatan prestasi figur. Pendekatan organisasi, lanjut Akbar, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dikenal sebagai tokoh Golkar. Sementara pendekatan kedua, ialah sejauh mana prestasi, dedikasi dan loyalitas seorang kandidat.
“Semua ini dari perspektif masyarakat. Artinya melalui survei. Sejauh mana masyarakat mengenal yang bersangkutan,” ujarnya.
Sebagai contoh, dia menyinggung soal pemilihan presdien (pilpres) 2014. Dari segi organisasi, kata Akbar, Golkar sudah selesai. Yakni mendukung Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP PG. “Tetapi survei, akan melihat sejauh mana penerimaan publik, persepsi publik terhadap calon partai Golkar dan itu akan diketahui melalui elektabilitas calon,” kata Akbar.
Meski begitu, lanjut Akbar, Golkar juga tidak secara ketat melihat hasil survei. “Kita hanya percaya diri jika tren elektabilitas naik, itu saja. Jika turun kita akan melakukan pembicaraan terkait langkah-langkah apa yang harus kita lakukan dalam mengatasi adanya penurunan elektabilitas. Kalau memang itu terjadi,” ujarnya.
Akbar menambahkan, Golkar juga melihat tokoh-tokoh di luar kader Golkar yang memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan integritas tinggi. “Tokoh-tokoh seperti ini akan menjadi petimbangan,” tambahnya. (mg-02/fai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seret Rhoma ke Pengadilan, Panwaslu Kumpulkan Bukti
Redaktur : Tim Redaksi