jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan pemilu legislatif sudah tinggal hitungan hari. Kalau kompensasi terhadap korban lumpur Lapindo tidak tuntas sebelum pemilu legislatif 9 April mendatang, Akbar yakin hal tersebut berdampak negatif terhadap perolehan suara Partai Golkar.
"Sekarang sudah Januari 2014. Menurut catatan saya, sudah berkali-kali janji pelunasan terhadap korban lumpur Lapindo tidak ditepati oleh korporasi Bakrie. Bahkan ada di antara masyarakat mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan keinginan pemerintah. Ini pasti berpengaruh negatif terhadap perolehan suara Partai Golkar," kata Akbar Tandjung, di kediamannya, Jakarta, Senin (6/1).
BACA JUGA: Warga Etnis Tionghoa Didorong Berpolitik Seperti Ahok
Dijelaskannya, orang pertama dalam korporasi bisnis Bakrie itu adalah Aburizal Bakrie yang saat ini Ketua Umum Partai Golkar sekaligus calon presiden dari Partai Golkar. "Tentu saja ada dampak negatifnya terhadap Aburizal Bakrie. Jadi Golkar dan calon presidennya tentu menerima dampak tersebut," imbuh Akbar Tandjung.
Di tengah adanya potensi yang merugikan Golkar tersebut, Akbar Tandjung juga mengkritisi target perolehan suara dalam Pemilu 2014 sebanyak 33 persen, yang setara dengan 40 juta suara.
BACA JUGA: Usul Pemberkasan NIP CPNS 2013 Ditenggat Akhir Februari
"Terlalu tinggi target 33 persen atau 40 juta lebih suara itu. Padahal Pemilu 2009 Golkar hanya dapat 15 juta. Lalu 2004 dapat 24 juta suara. Sementara Demokrat sebagai partai pemenang Pemilu 2009 hanya dapat suara 21 juta," kata politisi gaek asal Sibolga, Sumut, itu.
Namun, karena itu sudah jadi keputusan Golkar Akbar menyatakan mendukung keputusan tersebut. Makanya dari jajaran Dewan Pertimbangan Golkar memberikan dukungan pada Partai Golkar.
BACA JUGA: Dahlan Yes, Demokrat Yes
"Buktinya saya juga pasang spanduk di sejumlah lokasi di Indonesia untuk kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu," imbuhnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Minta Etnis Tionghoa Jangan Berdagang Saja
Redaktur : Tim Redaksi