JAKARTA - Ketua Majelis Penasihat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Akbar Tandjung menilai Anas Urbaningrum merupakan salah satu contoh kader HMI yang berhasil.
Buktinya kata Akbar, dia bisa menjadi ketua umum Partai Demokrat. Nah, kalau Anas saat ini tertimpa masalah hukum tidak ada kaitannya secara langsung dengan kaderisasi.
"Karena dalam pola kaderisasi HMI selalu diingatkan untuk pemimpin-pemimpin yang menjadi contoh bagi masyarakat. Pemimpin yang menjadi teladan," ujar Akbar di gedung DPD, Jakarta, Jumat (15/3).
Mengenai kunjungan para tokoh HMI ke kediaman Anas di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu, menurut Akbar, hal itu merupakan wujud solidaritas. Bukan wujud politik untuk membangun kekuatan.
"Saya hanya bisa mengatakan terhadap Anas yang datangi dia dari HMI, itu wujud solidaritas itu bukan wujud politik untuk membangun kekuatan. Bukan sama sekali tidak. Inilah solidaritas dalam situasi yang terjadi saat ini yang dialami Anas," kata dia.
Namun demikian Akbar menerangkan, para tokoh HMI memahami bahwa mereka tentu tidak mungkin sampai memasuki domain di ranah hukum. Pasalnya hal itu telah ditentukan melalui mekanisme hukum yang ditangani KPK.
"Oleh karena itu saya meyakini tokoh-tokoh HMI dalam konteks hukum menghormati kasus tersebut. Tapi seandainya ada senior atau alumni HMI yang punya latar belakang hukum dan mau menjadi pengacara Anas, saya kira itu juga baik," kata Akbar. (gil/jpnn)
Buktinya kata Akbar, dia bisa menjadi ketua umum Partai Demokrat. Nah, kalau Anas saat ini tertimpa masalah hukum tidak ada kaitannya secara langsung dengan kaderisasi.
"Karena dalam pola kaderisasi HMI selalu diingatkan untuk pemimpin-pemimpin yang menjadi contoh bagi masyarakat. Pemimpin yang menjadi teladan," ujar Akbar di gedung DPD, Jakarta, Jumat (15/3).
Mengenai kunjungan para tokoh HMI ke kediaman Anas di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu, menurut Akbar, hal itu merupakan wujud solidaritas. Bukan wujud politik untuk membangun kekuatan.
"Saya hanya bisa mengatakan terhadap Anas yang datangi dia dari HMI, itu wujud solidaritas itu bukan wujud politik untuk membangun kekuatan. Bukan sama sekali tidak. Inilah solidaritas dalam situasi yang terjadi saat ini yang dialami Anas," kata dia.
Namun demikian Akbar menerangkan, para tokoh HMI memahami bahwa mereka tentu tidak mungkin sampai memasuki domain di ranah hukum. Pasalnya hal itu telah ditentukan melalui mekanisme hukum yang ditangani KPK.
"Oleh karena itu saya meyakini tokoh-tokoh HMI dalam konteks hukum menghormati kasus tersebut. Tapi seandainya ada senior atau alumni HMI yang punya latar belakang hukum dan mau menjadi pengacara Anas, saya kira itu juga baik," kata Akbar. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika SBY Datang, Akbar Jamin Tak Dilempar Sepatu
Redaktur : Tim Redaksi