"Dari sisi niat dan kebijakan pimpinan Golkar, Aburizal Bakrie memang Capres Golkar untuk tahun 2014. Tapi, dari sisi politik, bisa saja terjadi perubahan–perubahan mengingat dinamika politik yang terus berkembang hingga proses pencalonan nanti," kata Akbar Tandjung, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Rabu (17/10).
Perubahan yang dimaksud lanjut Akbar Tandjung, bisa karena fenomena politik, adanya masalah politik baru di tubuh partai atau figur, yang memaksa jajaran Golkar duduk bersama dan membahas perkembangan situasi mutakhir.
"Inilah yang harus dipikirkan. Jadi, hakekatnya politik itu dinamis dan kemungkinan perubahan capres bisa terjadi,” tegas mantan Ketua DPR itu.
Dalam kaitan itulah, Akbar menyinggung rekrutmen pemimpin dalam Golkar untuk mencari figur Capres. Penetapan Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical dilakukan tidak melibatkan pengurus partai di tingkat bawah atau DPD II.
"Padahal peran dan dukungan mereka untuk mengangkat dan mendulang suara bagi capres Golkar sangat penting. Jika tidak dilibatkan, mereka tidak punya tanggung jawab untuk allout mendukung Ical,” ungkap Akbar.
Untuk membangun rasa tanggung jawab dan para kader allout mendukung Ical, menurut Akbar Tandjung mekanisme konvensi seperti diterapkan di Golkar, hingga saat ini merupakan cara terbaik untuk mencari figur.
“Saat itu terjaring 19 nama dan kemudian diseleksi menjadi lima kandidat. Lima nama itu Wiranto, Akbar Tandjung, surya Paloh, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. Wiranto akhirnya terpilih. Tapi, kelima nama itu sampai saat ini muncul sebagai tokoh berpengaruh. Artinya, proses rekrutmen pemimpin dari bawah lewat konvensi terbukti melahirkan pemimpin sejati,” kata Akbar Tandjung. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP: RUU Kamnas Tak Lindungi Hak Sipil
Redaktur : Tim Redaksi