Akhir Maret Masuk Peralihan Musim, Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem

Kamis, 11 Maret 2021 – 21:35 WIB
BMKG Indonesia akan memasuki musim kemarau pada akhir Maret. Ilustrasi: Ricardo/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Indonesia akan memasuki musim kemarau pada akhir Maret.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto meminta masyarakat waspada pada potensi cuaca ekstrem pada periode peralihan musim dari penghujan ke kemarau.

BACA JUGA: Peringatan BMKG Saat Memasuki Musim Pancaroba, Waspada!

"Ciri umum kondisi cuaca saat periode peralihan musim ialah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat," kata dia.

Contohnya, lanjut Guswanto, pada pagi-siang hari biasanya cuaca terik, tetapi memasuki siang-sore kerap terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi singkat.

BACA JUGA: Selamat Siang, BMKG Minta Warga Bodetabek Waspada Sepanjang Hari Ini

"Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, hujan lebat disertai kilat/petir, angin kencang, puting beliung, waterspout, dan hujan es," kata Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/3).

Menurut dia, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur.

BACA JUGA: Peringatan Dini BMKG, Warga Jabodetabek Diminta Waspada Malam Ini

Kemudian Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

"Masyarakat dihimbau agar waspada cuaca ekstrem mengakibatkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini," kata dia.

Dia menjelaskan, potensi cuaca buruk tersebut merupakan hasil analisis dinamika atmosfer-laut menunjukkan, fenomena La Nina masih dapat berlangsung hingga Mei 2021 tetapi intensitasnya lemah hingga normal.

"Kondisi tersebut berkontribusi pada peningkatan massa udara basah dan lembab di sekitar wilayah Indonesia," jelas dia.

Dia menambahkan, Monsun Asia juga mulai memasuki periode pelemahan pada akhir Maret 2021. Hal itu, lanjut Guswanto mengindikasikan, periode puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai berakhir.

"Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021," kata dia.

Dalam sepekan ke depan, kata dia, dinamika atmosfer teridentifikasi masih berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

Hal itu disebabkan adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik Timur Filipina dan di Samudera Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara yang dapat mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin.

Indikator lain yang memperkuat fenomena itu, ujar Guswanto, dengan adanya fenomena Gelombang Rossby Ekuatorial yang diprediksikan masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

"Selain itu kondisi labilitas udara lokal yang signifikan juga dapat meningkatkan potensi konvektifitas dan pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," imbuh dia. (mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler