Akhir Pekan di 'South to South Film Festival'

Rabu, 13 Januari 2010 – 20:40 WIB
BAKAU - Potret sebagian kawasan hutan bakau di Muara Angke, Jakarta Utara, yang akan ikut disajikan dalam salah satu film dokumenter pendek di South to South Film festival, 22-24 Januari mendatang. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
JAKARTA - Pengalaman buruk itu dialami warga sekitar Danau Victoria, Tanzania, AfrikaIkan pemangsa hasil eksperimen laboratorium dilepaskan di danau mereka, dan ikan ini dengan cepat merusak ekosistem danau

BACA JUGA: Mencuri HP, Mantan Vocalis Exist Didenda

Tapi, daging ikan ini ternyata digemari di pasar Eropa, yang bahkan diangkut dengan pesawat besar
Lantas, apa yang dilakukan warga?

Itulah dasar dari alur cerita film Darwin's Nightmare, sebagaimana disampaikan pihak penyelenggara, Rabu (13/1), yang merupakan bagian dari event South to South Film Festival (StoS) yang akan digelar untuk kali ketiga tahun ini, di momen akhir pekan

BACA JUGA: Jupe Belum Mau Nikah Lagi

Tepatnya, kegiatan yang berhubungan dengan kampanye kondisi sosial dan lingkungan itu, bakal diadakan di Jakarta, pada 22-24 Januari 2010 mendatang.

"South to South adalah gerakan penyadaran dan penggalangan solidaritas, dengan menggunakan film dan media visual
Gerakan ini bertujuan melibatkan masyarakat kota, utamanya generasi muda dan perempuan, untuk memahami bagaimana potret eksploitasi yang terjadi di negara-negara selatan, serta kaitannya dengan mereka," papar pihak panitia, di bagian keterangan situs mereka, Stosfestival.org.

Sederet film, baik dari kategori fiksi, dokumenter, hingga animasi dan musikal, siap ditayangkan dalam kegiatan StoS kali ini

BACA JUGA: Hanung dan Opiek Bisa Jadi Tersangka

Mengambil tempat di GoetheHaus, Jl Sam Ratulangi 9-15 Menteng, serta di CCF Jakarta, Jl Salemba Raya, selain Darwin's Nightmare, sederet film lain masih bakal bisa disimak dalam kegiatan yang diawali pada 2006 lalu itu (yang kedua pada 2008 lalu, Red).

Film-film mancanegara lainnya yang bakal ikut ditayangkan di ajang StoS kali ini, antara lain adalah The Carbon Connection, yang secara menarik bercerita tentang kejadian di dua tempat yakni Brasil dan Skotlandia, berikut juga film Tambogrande: Mangos, Murder and Mining, Cheat Neutral, H2Oil dan lain-lainSelain itu, masih ada beberapa film animasi (untuk anak-anak) dan musikal, macam Le Moine et le Poisson, Plastic Perils of The Pacific, serta Heureux qui comme Edouard.

Dari tanah air sendiri, beberapa film yang cukup menarik juga bakal bisa dinikmatiSalah satunya adalah Anak-anak Lumpur, sebuah karya fiksi yang berlatar belakang kejadian nyataFilm ini berkisah tentang anak-anak korban lumpur panas Lapindo, yang berjuang mempertahankan "harta" yang masih tersisa dalam hidup merekaSelain Anak-anak Lumpur, film lain yang juga masuk daftar kali ini adalah Pemburu Minyak, Negeri Maling, Ayam Mati di Lumbung Padi dan lain-lain.

Film Anak-anak Lumpur sendiri, berdasarkan jadwal yang sudah dikeluarkan oleh pihak panitia, merupakan salah satu film pembuka dalam festival iniFilm ini bakal tayang pada hari pertama, Jumat (22/1), usai acara resmi pembukaan di GoetheHaus, yang antara lain juga bakal diisi oleh sebuah pertunjukan musik.

Di luar film-film yang ditayangkan secara 'bebas' untuk dinikmati, sejumlah film karya anak bangsa juga secara khusus terlibat dalam ajang Kompetisi Film DokumenterBerdasarkan daftar yang disediakan penyelenggara pula, film-film tersebut antara lain adalah Satu Harapan, Sang Pawang Air, The Last One: Hutan Bakau Satu-satunya di Jakarta, Mata Air Mata, Di Ujung Kehancuran, serta Tanah Negara - Not For Sale(ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Acha jadi Simpanan Om-om


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler