jpnn.com, PALEMBANG - Nasib Politeknik Olahraga Indonesia (POI) di Palembang, Sumatera Selatan akhirnya menemukan titik terang.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memfasilitasi penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenpora RI dan Unsri terkait Integrasi POI ke Universitas Sriwijaya (Unsri) di Gedung Fakultas Hukum Unsri, Palembang, Selasa (3/11) siang.
BACA JUGA: Menpora Jelaskan 3 Poin Arahan Presiden untuk Bersaing dalam Bidding Olimpiade 2032
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto pun merasa lega, karena penantian panjang para mahasiswa POI ini akhirnya mendapat jawaban pasti.
"Kami atas nama Kemenpora RI mengucapkan terima kasih kepada Pak Rektor Unsri dan seluruh jajarannya yang telah menyelamatkan POI ini. Kepada adik-adik mahasiswa POI kami ucapkan selamat untuk kembali ke kampus," kata Gatot.
BACA JUGA: Harapan Menpora Zainudin Amali Terkait Piala Dunia U-20 2021
"Selama ini kami memang melalui proses yang panjang, proses itu harus dilalui jangan sampai justru menimbulkan masalah di kemudian hari," lanjut Sesmenpora sambil meneteskan air mata.
Menurutnya, keputusan ini tidak akan terlaksana tanpa kebijakan dari Menpora RI Zainudin Amali yang perhatian terhadap masalah POI.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: Pak Machfud Arifin ini Bukan Kaleng-kaleng
"Beliau mengatakan, Pak Ses selesaikan ini jangan sampai menjadi persoalan yang mencuat di media sosial yang merepotkan semua. Alhamdulillah ini bisa diselesaikan," ungkap Gatot.
Terkait dukungan anggaran, Kemenpora RI tak ingin lepas tanggung jawab. Meskipun tidak boleh menjadi penanggung jawab POI, Kemenpora akan tetap mendukung beberapa anggaran yang dibutuhkan.
"Saat era transisi ini kami tetap bertanggung jawab, anggarannya untuk tahun anggaran ini sekitar tiga miliar rupiah lebih, dan hingga tujuh semester selanjutnya kami tetap bertanggung jawab," jelasnya.
Sesmenpora Gatot menyatakan terkait anggaran ini, Kemenpora tidak ingin membebani pihak Unsri. "Bisa jadi juga fifty-fifty dari Kementerian Dikbud," tukas Gatot.
Dia berharap para mahasiswa POI nantinya dipersiapkan menjadi para ahli di bidangnya seperti para pengajar, instruktur, pelatih di bidang olahraga dengan framing aspek keilmuan dengan sport science dan sport industry.
Rektor Unsri Prof Annis Saggaff menyampaikan, rencana Kemenpora mengadakan POI adalah rencana bagus, tetapi karena peraturan UU No.12/2012 yang mengatakan seluruh pendidikan di bawah Kemendikbud dan Kemenristek maka POI harus dikembalikan ke perguruan tinggi terdekat.
"Rencana Kemenpora RI ini bagus tetapi karena UU maka harus dikembalikan ke perguruan tinggi terdekat, ke mana saja bisa sebenarnya, tetapi Kemenpora lebih condong ke Unsri karena mereka sudah lama di Palembang," ucap Prof Annis.
Karena itu, POI akan tetap ditempatkan di Jakabaring. Mengenai pengajar, pihak Unsri sudah menyiapkan sejumlah dosen untuk datang ke kampus tersebut. Selain itu juga telah disiapkan paket pendidikan 6-7 semester untuk gelar S1.
"Karena ada beberapa mata kuliah di akuisisi sehingga tiga tahun selesai. Anggaran dari Unsri ada, Ditjen Dikti juga ada. Penginapan, makan, dosen, fasilitas Jakabaring dan sebagainya dari Kemenpora. Jadi saya tak mau juga di lepas," katanya menambahkan.
Salah satu mahasiswa POI bernama Annisa Reswaya dari prodi kepelatihan olahraga mengaku senang dan bersyukur atas integrasi POI ke Unsri ini.
"Integrasi ini bagus karena Unsri sendiri akreditasinya sudah bagus, daripada kita (POI-red) berdiri sendiri. Kami minta maaf juga kalau terlalu menuntut Kemenpora. Semoga nanti olahraga kita bisa mengarah kuat ke sport industry. Terima kasih banyak kepada Kemenpora yang sudah memperjuangkan masa depan kita eks POI ini," tambahnya.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam