jpnn.com - JAKARTA - Perfect ending. Ya. Satria Muda (SM) Britama Jakarta membuka dan menutup NBL Indonesia dengan cara yang sangat manis yaitu menjadi jawara.
Dalam grand final musim kelima liga basket paling elite di Indonesia itu Minggu 10/5) malam, SM sukses memukul Pelita Jaya (PJ) Energi-MP Jakarta dengan skor 62-54. Bagi SM, gelar tersebut adalah trofi ketiga dalam lima musim.
BACA JUGA: Main 1-1 dengan Chelsea, Kans Liverpool ke Champions Kian Tipis
Final IndiHome NBL Indonesia 2014-2015 memang menjadi ajang pesta pora fans basket Indonesia. Hall Basket Senayan, Jakarta, penuh sesak meski tiket termurah mencapai Rp 500 ribu. Tiket untuk kategori VIP malah menembus Rp 2,5 juta.
Namun fans dimanjakan dengan berbagai macam pregame show. Mulai drop screen yang menampilkan momen-momen penting kedua tim sebelum final sampai aerial dance, dua penari di atas udara yang menggambarkan semangat dan kerja keras mengejar juara. Suguhan itu ditingkahi dengan permainan lampu dan sound yang fantastis.
BACA JUGA: Pahabol Akhirnya Bergabung ke Skuat Garuda Muda
Pertandingan sendiri berlangsung sangat seru dan ketat. SM mengawali pertandingan dengan sangat baik. Pasukan Cokorda Raka Satrya Wibawa itu mampu tampil lebih tenang dan menunjukkan mental juara pada partai krusial. SM unggul lima poin pada kuarter pertama, 18-13.
Pada kuarter kedua, tensi pertandingan semakin meningkat ketika PJ yang tertinggal mulai mendekat. Hendru Ramli dan Kelly Purwanto menjadi bintang kebangkitan PJ sebelum halftime. Keduanya berhasil mencetak sebelas poin yang membantu tim polesan A.F. Rinaldo tersebut berbalik unggul. Puncaknya adalah tembakan tiga angka buzzer beater Kelly pada akhir kuarter yang memperlebar keunggulan PJ menjadi lima poin, 33-28.
BACA JUGA: Jacksen: Kasihan Masyarakat Gila Bola Indonesia
Di awal kuarter ketiga, defense ketat yang diperagakan Christian Ronaldo Sitepu dkk membuat PJ kelimpungan dan sering melakukan turnover. Dari total 15 turnover yang dilakukan PJ, lima di antaranya dilakukan pada kuarter ini. Situasi itu mampu dimanfaatkan SM untuk mencetak sepuluh poin dan kembali mengambil alih momentum laga serta dengan unggul 46-39.
Game mencapai klimaksnya di kuarter akhir. Tepatnya tiga menit terakhir. PJ memiliki momentum untuk memenangi laga saat steal Faisal Julius Achmad membuat skor kedua tim imbang 51-51. Bukan hanya itu, tembakan tiga angka Amin Prihantono juga membuat PJ unggul 54-51.
Tetapi momentum tersebut kembali lepas saat Kelly Purwanto melakukan foul kepada Rony Gunawan ketika laga menyisakan 2 menit 35 detik. Rogun, sapaan Rony Gunawan mampu memangkas ketertinggalan menjadi satu poin saja, 54-53, lewat dua tembakan bebas.
Lagi-lagi pemain berumur 34 tahun itu mampu membawa skor imbang 54-54 lewat satu tembakan free throw. Angin kemenangan berada di tangan SM setelah secara luar biasa Arki Dikania Wisnu mampu membawa timnya berbalik unggul 56-54 lewat tip-in ketika laga menyisakan 41 detik. Momentum itu akhirnya mampu dijaga SM yang akhinya menang dengan skor 62-54.
Laga final yang dahsyat tersebut benar-benar menjadi penutup yang ideal dari lima musim perjalanan NBL Indonesia. "Final yang luar biasa, final yang benar-benar final di game final. Penonton pasti terhibur dengan game tadi. Ini menunjukkan bahwa dengan konsistensi, dengan kerja keras, dengan komitmen, kompetisi itu bisa sampai seperti ini," ujar Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia, seperti dikutip dari Jawa Pos,
"Selamat untuk Satria Muda, lima musim NBL Indonesia berhasil menjadi juara tiga kali, membuka dan menutup. Selamat juga kepada Pelita Jaya. Meskipun kalah, mereka luar biasa. Terima kasih juga buat semua tim yang telah berkompetisi," imbuhnya.
Cokorda Raka Satrya Wibawa, head coach SM, mengatakan bahwa kunci kemenangan timnya terletak pada hati pemain-pemainnya yang mampu berjuang keras dan ngotot di defense meski berada dalam tekanan. "Rasanya luar biasa bisa juara. Kredit untuk anak-anak yang tidak down meski sempat tertinggal dan tetap fokus di akhir. Pemain muda dan senior juga saling mengisi. Ini buah kerja keras mereka selama ini," ucap Wiwin, sapaan akrab Cokorda Raka Satrya Wibawa.
Sementara itu, pelatih Pelita Jaya A.F. Rinaldo mengungkapkan bahwa timnya kalah karena kurang menjaga momentum kemenangan yang sudah ada. "Ada momentum baik buat kami, namun kami kalah karena kesalahan kami sendiri. Kesalahan turnover yang membuat hari ini (tadi malam) kami kalah," ungkap Inal panggilan A.F. Rinaldo. (mid/irr/c9/nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiper Beruntung Ini Selalu Berhasil Menggagalkan Penalti Ronaldo
Redaktur : Tim Redaksi