jpnn.com, JAKARTA - Calon wali kota Medan Akhyar Nasution ikut mendonorkan darah, saat menghadiri kegiatan donor darah dan silaturahmi yang digelar relawan 'Ber-Satu AMAN' di Jalan Wakaf, Medan Polonia, Senin (26/10).
Akhyar ikut mendonorkan darah setelah menjalani serangkaian pemeriksaan tensi dan hemoglobin.
BACA JUGA: Akhyar Siap Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota MedanÂ
Dia kemudian mengajak para relawan tidak gentar menghadapi intimidasi dan iming-iming uang serta beras.
Ia juga mengajak para relawan untuk senantiasa berjuang secara jujur bersama Akhyar-Salman.
BACA JUGA: Bukannya Ajak Anak ke Masjid, Si Bapak Malah Suruh Mencuri, Malu Sama Tato Allahu Akbar
"Akhyar Salman tidak punya duit, tidak punya sponsor apalagi mafia. Kalau menang kami tidak punya beban. Tidak ada orang kuat di belakang kami. Cuma bapak-ibu yang kami perjuangkan," ucapnya.
Cawalkot petahana ini lebih lanjut mengatakan, bisa saja mencari mafia dengan meminjam uang kampanye sebesar Rp 50 miliar.
BACA JUGA: Pedagang: Pak Akhyar, Kenapa Iuran BPJS Naik Terus?
Namun, nantinya harus dikembalikan dengan nominal yang lebih besar pastinya.
"Uang pribadi apa mungkin saya keluarkan, dan tidak berharap kembali? Malaikat kalilah. Kalau saya keluar banyak, bisa-bisa saya bakal jadi maling untuk mengembalikannya."
"Namun semua itu tidak saya lakukan, dalam hal ini kami harus efektif dalam pengelolaan uang yang dipakai untuk mengikuti kontestasi ini," ucapnya.
Akhyar mengatakan, kejahatan politik dimulai dari politik uang. Akhyar-Salman ingin menang secara bermartabat dan berintegritas.
"Kami sudah mewakafkan diri. Kami tidak ingin dicap sebagai calon wali kota transaksaksional untuk membayar suara ibu-ibu. Ke depan kalau saya bayar suara bapak dan ibu, saya tidak punya kewajiban untuk bekerja melayani. Saya tidak mau seperti itu," katanya.
Sementara itu, Ketua Ber-Satu Rudi Hartawan didampingi panitia pelaksana donor, Juriah mengatakan ereka dengan tegas menolak praktik politik kotor.
"Nomor 1 itu tidak ada yang main sulap. Semua nyata. Tidak ada kepalsuan dan dari dasar hati yang paling dalam. Di balik intimidasi dan permainan tak fair, kami tetap berjuang meyakinkan masyarakat Medan Polonia memilih Akhyar," katanya.
Ia kemudian meminta masyarakat, terutama yang berada di Medan Polonia, agar tidak terpancing beras 10 kilogram dan uang Rp 100 ribu.
"Jangan mau tergadai dengan jumlah segitu. Bapak/ibu di Medan Polonia, tiga tahun ke depan yang kita pikirkan. Beras dan uang bisa habis dalam seminggu tapi nasib rakyat ini dipertaruhkan untuk tiga tahun setengah ke depan,” pungkas Rudi.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang