jpnn.com, JAKARTA - Ukraina tidak memperingati hari kelahiran konstitusi yang menjadi syarat mutlak kemerdekaan bagi bangsanya.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan perayaan kelahiran konstitusi Ukraina yang jatuh pada tanggal 28 Juni tidak dirayakan untuk pertama kalinya sejak membebaskan diri dari Uni Soviet pada 31 tahun silam.
BACA JUGA: Persiapan Sudah Matang, Jokowi akan Tiba di Ukraina Malam Ini
"Adanya tekanan penjajahan Rusia membuat bangsa Ukraina untuk pertama kalinya tidak merayakan hari kelahiran konsitusi yang jatuh pada hari ini. Dalam keheningan, kami mengingat syarat mutlak kemerdekaan bagi bangsa ini tanpa kecuali,” kata Vasyi, Selasa (28/6).
Dia menjelaskan konsitusi Ukraina lahir pada 28 Juni 1996 setelah perjalanan panjang berganti-ganti konstitusi sejak 1700an.
BACA JUGA: Ukraina Kembali Tarik Pasukan, Rusia Makin Dekat ke Kemenangan
Pada 1710, Ukraina untuk pertama kali menggunakan konstitusi Hak dan Kebebasan Pylyp Orlyk.
"Bangsa Ukraina memainkan peran kunci dalam mengembangkan konsep konstitusi tentang prinsip-prinsip bangsa dalam membangun negara dan kehidupan sosial, menentukan tujuan kenegaraan, serta nilai-nilai yang ditetapkan sebagai dasarnya,” papar Dubes bergelar Doktor Ilmu Sejarah tersebut.
BACA JUGA: Dubes Ukraina Nilai Ini Cara Terbaik Hentikan Rusia, Indonesia Tidak Melakukannya
Sejak lama, Ukraina dinilai memiliki visi untuk membangun negara hukum sosial yang demokratis.
Dia menyebut Ukraina memiliki nilai esensial yang terdiri dari individu, kehidupan dan kesehatannya, kehormatan dan martabat yang tidak bisa diganggu gugat.
Norma konstitusi Ukraina, lanjut Vasyi, merupakan norma tindakan langsung sehingga setiap warga negara Ukraina secara langsung dilindungi konstitusi.
Vasyi mengatakan bangsa Ukraina telah menyumbangkan pemikiran kebangsaan bagi bangsa Eropa sejak ratusan tahun lalu.
Ukraina dinilai mampu mewujudkan diri sebagai negara Eropa yang dinamis yang sedang meningkatkan iklim investasinya untuk bersaing secara global, menciptakan peluang bisnis baru, dan meningkatkan investasi asing langsung sejak melepaskan diri dari Uni Soviet.
Sejak 2020, kata Vasyi, Ukraina melakukan reformasi bersejarah dengan bantuan komunitas bisnis.
Adapun bentuk reformasi tersebut ialah mengadopsi undang-undang tentang pengenalan pasar tanah, dan meningkatkan transparansi sistem pajak, meluncurkan privatisasi terbuka, adopsi paspor digital, dan layanan online.
Pengembangan sektor teknologi informasi (TI) dibuktikan dengan keberhasilan Ukraina menempati peringkat nomor satu dalam rekayasa perangkat lunak di Eropa Tengah-Timur dan tiga besar untuk profesional TI bersertifikat secara global.
Vasyi mengungkapkan Ukraina adalah negara terdidik keempat di dunia dengan tetap mempertahankan diri sebagai produsen produk pertanian seperti biji-bijan dan gandum yang merupakan pemasok utama kebutuhan dunia.
“Patut diingat, hingga saat ini tindakan Rusia memblokade gandum dan produk pertanian Ukraina telah memicu kelaparan di banyak negara di Afrika, Arab, dan Asia. Kondisi ini merupakan hal yang memprihatikan bagi seluruh dunia,” pungkas Vasyl Hamianin. (mcr9/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Dea Hardianingsih