Sarana akomodasi bagi warga lanjut usia, atau lansia, semakin banyak bermunculan di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta.

Fasilitas modern yang ditawarkan jauh dari kesan suram dari panti jompo biasanya.

BACA JUGA: Pelaku Kejahatan Seksual Anak Wajin Pakai Pelacak Diri Seumur Hidup

Budaya di Indonesia pada umumnya masih yakin jika lansia sebaiknya tinggal dan dirawat anak atau saudara, tapi kini semakin banyak juga lansia yang malah memilih tinggal di akomodasi khusus lansia.

Seperti yang dilakukan Amirrudin Saleh, 84 tahun, yang memutuskan untuk tinggal di rumah susun, atau rusun, khusus lansia Sasana Tresna Wredha (STW) Cibubur di Jakarta Timur, sejak istrinya meninggal dunia.

BACA JUGA: Perempuan Adelaide Dinyatakan Bersalah Sengaja Menjadi Anggota ISIS

Photo: Amiruddin Saleh, 84 tahun, memilih tinggal di Rusun Lansia Cibubur karena tidak ingin merepotkan anak-anak dan keluarganya. (Iffah Nur Arifah)

"Anak-anak sudah berumah tangga dan punya rumah sendiri, kalau saya ikut mereka, mereka kerja dan aktif, rumah kosong," ujar pensiunan Kementerian Keuangan era Soeharto tersebut.

BACA JUGA: Anjing dan Kucing Dibakar Saat Masih Hidup di Pasar Tomohon

Tidak ingin menganggu anak-anak dan saudaranya, ia memilih untuk hidup mandiri di rusun lansia dalam setahun terakhir.

"Karena prinsip saya, saya tidak mau membebani anak saya."

Rusun Sasana Tresna Wredha di kawasan Cibubur, Jakarta Timur adalah salah satu rusun khusus lansia pertama di Indonesia yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan anggaran sebesar Rp 16 miliar, rusun lansia berlantai tiga dengan jumlah 90 kamar ini sudah dilengkapi dengan ramp dan hand rail, bagi mereka yang memang memiliki kebutuhan khusus.

Dengan biaya sewa Rp 3,5 juta per bulan, warga lansia mendapat kamar pribadi, lengkap dengan perabotan dan pelayanan sehari-hari mulai dari makan hingga baju.

Menurut Kepala Rusun Lansia, Ibnu Abbas rusun khusus lansia dibangun pemerintah untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan perumahan bagi warga lansia, yang jumlahnya semakin banyak di Indonesia. Photo: Rusun Lansia cibubur merupakan hunian ramah lansia pertama yang dibangun pemerintah untuk menjawab kebutuhan perumahan bagi warga senior. (Iffah Nur Arifah)

Ia juga mengatakan khususnya di kota-kota besar, dengan tingkat individualistis yang tinggi, warga lansia kurang mendapat perhatian dari tetangganya.

"Itu membahayakan atau tidak terlalu aman buat mereka. Jadi mereka mencari tempat tinggal yang aman untuk mereka," kata Ibnu Abbas.

Dalam setahun terakhir, ada 500 warga lansia yang ingin tinggal di rusun ini, tapi hanya mereka yang berusia 60 tahun dan yang masih sehat dan bisa mengurus diri sendiri yang diterima.

"Mayoritas mereka yang mencoba untuk tinggal disini kondisinya sudah tidak sehat, tidak mandiri, sebagian ada yang menderita stroke atau demensia berat dan ini membuat kami terkendala untuk menerima mereka," ujar Ibnu Abbas.

Saat ini ada 65 orang lansia yang tinggal di rusun ini, tidak hanya dari DKI Jakarta, tapi juga dari provinsi lainnya, seperti Jawa Timur dan Sumatera Utara.Ubah stigma panti jompo

Meski diharapkan lansia mampu menjadi mandiri, tapi pihak pengelola rusun lansia Sasana Tresna Wredha masih sadar adanya stigma bagi keluarga yang tidak mengurus orang tua mereka.

Menurut Ibnu Abbas, ada anggapan jika anak yang menitipkan orang tuanya di panti adalah durhaka dan tidak bertanggung jawab.

Anggapan inilah yang secara pelan-pelan harus dihilangkan.

"Jika mereka tinggal di rumah sendiri malah membuat mereka jauh kesepian," ujar Ibnu Abbas.

"Bandingkan dengan mereka tinggal bersama kami disini, ada teman dan petugas yang setiap saat bisa bantu dan diajak bicara untuk menghiburnya," tambahnya.

Pihak rusun masih menginginkan adanya keterlibatan langsung keluarga sebagai penanggung jawab lansia lewat sejumlah program.

Melalui berbagai program yang mereka lakukan, serta hadirnya pendampingan penuh dari petugas diharapkan kebutuhan warga lansia bisa dipenuhi.

Tidak hanya kebutuhan fisik, tapi juga emosional dan spiritual.Resor khusus lansia Photo: Beberapa tahun terakhir banyak bermunculan akomodasi khusus untuk lansia komersil yang menawarkan fasilitas perawatan elit bagi lansia dari kelas menengah atas. RUKUN Senior Living salah satu pionir di industri ini. (Iffah Nur Arifah)

Bukan hanya akomodasi dan perawatan khusus lansia yang disubsidi pemerintah, sejak lima tahun terakhir juga bermunculan fasilitas lansia komersil yang dikelola swasta dengan pangsa pasar warga kelas menengah ke atas.

RUKUN Senior Living yang berada di kawasan Sentul, Bogor adalah salah satu salah satu pionir yang menawarkan konsep bisnis resor khusus lansia.

Resor ini dilengkapi dengan danau buatan dengan hamparan taman hijau dikelilingi lintasan lari, serta kolam renang.

Resor seluas tiga hektar ini didirikan oleh Herman Kwik, untuk memenuhi keinginan orang tuanya, Januar Darmawan, pemilik dan mantan CEO Nutrifood Indonesia, adanya hunian khusus lansia berkonsep 'retirement village' seperti yang banyak terdapat di luar negeri.

RUKUN Senior Living menawarkan beragam paket layaknya sebuah resor, mulai dari tinggal selama beberapa hari saja, bulanan, tahunan, bahkan seumur hidup.

Biaya untuk tinggal disini berkisar antara Rp 750 ribu per hari sampai lebih dari Rp 20 juta per bulan dengan fasilitas layaknya hotel bintang lima. Photo: Herman Kwik, pendiri dan owner RUKUN Senior Living meyakini konsep bisnis resor khusus lansia akan semakin diterima dan dibutuhkan beberapa tahun mendatang seiring meningkatnya warga kelas menengah atas lansia di Indonesia. (Iffah Nur Arifah)

"Tujuan kita warga senior disini bisa menikmati kenyamanan hidup setiap hari dalam arti tidak terbebani urusan mengurus rumah tangga, bersih-bersih atau memasak. Intinya mereka dapat hidup enjoy," ujar Herman.

Ia menyadari konsep yang ditawarkannya membutuhkan waktu cukup lama untuk diterima konsumen, tapi menilik pertumbuhan kelas menengah atas di Indonesia dan juga populasi penduduk berusia lanjut di tanah air, Herman Kwik optimistis konsep bisnis ini akan semakin dibutuhkan dan diterima dalam waktu beberapa tahun mendatang.

Data terakhir adan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan struktur penduduk Indonesia mengarah ke usia tua, dimana pada tahun 2025 diperkirakan jumlah lansia di Indonesia mencapai 36 juta jiwa.

Sementara PBB memprediksi pada tahun 2050, Indonesia akan masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah lansia terbesar.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Jarum Stroberi Meluas di Australia, Ada Tindak Balas Dendam Terhadap Industri

Berita Terkait