AKP Bambang Krisnadi Tak Akan Lupa Peristiwa Ini Seumur Hidupnya, Ada yang Tak Lazim

Kamis, 30 Juni 2022 – 14:43 WIB
Kapolsek Cikarang Timur AKP Bambang Krisnadi. Foto: Dokumentasi pribadi untuk JPNN.com

jpnn.com, CIKARANG TIMUR - AKP Bambang Krisnadi memiliki pengalaman sebagai polisi yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.

Peristiwa itu terjadi saat pelantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk periode kedua pada 2019 di Gedung DPR/MPR.

BACA JUGA: Kisah AKP Bambang Krisnadi, Nekat Merantau ke Jakarta, Malah Jadi Polisi

Bambang mengatakan saat itu dirinya tengah menjabat Kepala Induk 1 PJR Ditlantas Polda Metro Jaya.

Selama sehari semalam Bambang berada di depan Gedung DPR/MPR mengawal sebelum dan sesudah pelantikan kepala negara.

BACA JUGA: Prajurit Tewas Dibantai KKB di Markas TNI

Situasi pelantikan Presiden Jokowi itu sangat menegangkan. Sebab, massa menumpuk di depan Gedung DPR, menolak pelantikan Jokowi.

"Sebagian elemen masyarakat yang melakukan penolakan pelantikan beliau sampai menutup tol dan anarkis di sekitaran Slipi, Palmerah," kata AKP Bambang Krisnadi kepada JPNN.com, Selasa (28/6).

BACA JUGA: Ari & Bayu Diduga Disiksa Oknum Polisi, Rahang Pecah, Leher Patah, Rambut Dibakar, Tewas

"Selain saya harus mengamankan diri, saya juga harus mengamankan masyarakat yang akan melintasi tol," sambung Bambang.

Polisi yang kini menjabat Kapolsek Cikarang Timur itu pun diperintahkan pimpinannya untuk mencari rute alternatif keberangkatan dan kepulangan Presiden Jokowi.

Bambang bersama para anggotanya pun menyusun rute alternatif yang aman untuk dilintasi orang nomor satu di Indonesia.

"Kami menyampaikan kepada Bapak Dirlantas bahwa rute alternatif Bapak Presiden, yaitu keluar DPR, kemudian belok kanan melawan arus, kemudian memotong tol di median, selanjutnya ke arah timur keluar Semanggi. Itu sesuatu yang tak lazim karena melawan arus dan memotong tol," ujar Bambang.

Ayah dari tiga anak itu pun tak akan pernah lupa peristiwa saat pelantikan presiden tahun 2019 tersebut.

Peristiwa yang sangat mencekam dan menegangkan karena massa yang anarkistis saat itu.

"Itu situasinya selain harus mengamankan diri saya, kemudian anggota dan segala fasilitas kendaraan kami juga harus mengamankan masyarakat agar tidak jadi korban," ujar pria kelahiran Lampung tahun 1974. (cr1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap Sosok Wanita yang Berselingkuh dengan Brigadir IA di Indekos, Oalahh


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler