Akses Jalan Buruk, Ibu Muda Terpaksa Melahirkan di Motor, Bayinya Meninggal

Selasa, 15 November 2022 – 20:53 WIB
Haryani saat melahirkan ditandu kayu motor dalam perjalanan menuju Puskesmas Linau, Kaur, Selasa 14 November 2022.-Foto: dokumen/sumeks.co

jpnn.com, KAUR - Seorang ibu muda bernama Haryani (26) warga Desa Tanjung Aur Kecamatan Maje Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, bernasib tragis.

Haryani yang hendak melahirkan terpaksa menumpangi motor bertandu kotak kayu karena buruknya akses jalan menuju puskesmas sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

BACA JUGA: Melahirkan Anak Kedua, Kartika Putri Ungkap Makna Namanya, Penuh Arti

Akibatnya, ibu muda ini terpaksa melahirkan di dalam kotak kayu motor saat dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan puskesmas terdekat dari desanya.

Meski Haryani dan sang anak sempat selamat dalam proses melahirkan, Tuhan berkendak lain. Dua jam kemudian saat hendak mendapat perawatan medis, bayi perempuan malang itu akhirnya meninggal.

BACA JUGA: Pria yang Sok Jago Mau Menguliti Tuhan Terancam Hukuman Berat

Kisah pilu ini terjadi Selasa, 15 November 2022, dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.

Informasi dilansir dari rakyatbengkulu.com, proses lahiran terjadi saat Heryani dalam perjalanan dari desa yang jauh di pelosok menuju layanan medis terdekat.

BACA JUGA: Inilah Tampang Pria yang Sok Jago Mau Menguliti Tuhan, Tak Disangka, Ternyata

Haryani dibawa dengan tujuan layanan medis terdekat. Malang, sang bayi tak bisa diselamatkan.

Jauhnya jarak fasilitas kesehatan yang memadai, ditambah buruknya kondisi jalan membuat Haryani harus merelakan bayinya.

Kades Tanjung Aur Supriyadi menceritakan, Haryani terpaksa harus melahirkan di jalan yang penuh dengan lumpur.

Heryani melahirkan di dalam kotak kayu yang mengangkutnya dari desa, menuju Puskesmas Linau yang memiliki jarak sekitar 18 kilometer.

"Tadinya, kami mau mengantar Haryani menuju proses persalinan menggunakan kendaraan roda empat. Karena jalan yang masih tanah kuning, sehingga mobil tidak bisa melintasi jalan ini. Terpaksa kami menggunakan kotak kayu, yang diletakkan di atas motor," cerita Supriyadi.

Untuk menuju Desa Tanjung Aur eks BRT ke pusat kota, ada rentang jarak sekitar 18 kilometer. Saat ini, hanya beberapa kilometer saja jalan yang sudah hotmix.

Sisanya masih berupa tanah kuning. Saat hujan, jalanan menjadi lumpur hingga membuat akses jalan semakin sulit dilalui.

Pada saat evakuasi, baru mencapai di KM 9 atau berjarak sekitar 9 ilometer lagi dari simpang tiga BRT Pelabuhan Linau Kaur, Haryani sudah kontraksi dan melahirkan.

Dengan semua keterbatasan, bayi perempuan dan ibunya sempat lahir dengan selamat.

Hanya saja, Tuhan berkehendak lain, dua jam setelahnya. Bayi berjenis kelamin perempuan ini meninggal dunia.

Atas kejadian tersebut, pihaknya sebagai Pemerintah Desa yang mewakili warga, memohon jalan menuju eks BRT segera dibangun. Dia memperkirakan jalan rusak tersisa tujuh kilometer.

"Sudah puluhan tahun masyarakat di sini menderita karena buruknya jalan menuju desa," kata Kades. (*/rakyatbengkulu)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler