jpnn.com, RIAU - Mahasiswa Riau melakukan aksi yang terbilang berani. Saat Presiden Joko Widodo berpidato, dua orang melancarkan protes hingga terjadi kegaduhan.
Insiden tersebut terjadi di halaman Masjid Raya Annur, Jalan Hangtuah, Pekanbaru, Riau, Rabu (9/5) siang.
BACA JUGA: Pidato Keras Jokowi Menuai Pujian
Saat itu, presiden yang karib disapa Jokowi berpidato di hadapan ribuan massa Nahdlatul Ulama (NU).
Mendadak, dua orang dari kerumunan massa yang duduk langsung berdiri mengangkat kertas bertuliskan tuntutan sambil berteriak.
"Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, Pak Presiden," belum tuntas teriakannya, Paspampres langsung melompat dan mencokok mereka.
Dua orang tersebut belakangan diketahui adalah Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Univeristas Riau (Riau), Randi serta salah seorang menteri kabinet BEM bernama Hafiz yang berniat menyampaikan aspirasi langsung kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut. Aksi mereka lebih dahulu dihentikan pengawal dan petugas keamanan.
Ternyata, bukan dua orang itu saja yang harus berurusan dengan petugas. Mengenakan baju hitam bertuliskan Hidup di Riau Tak Seindah Janji Manis Jokowi, tiga orang lainnya, dua diantaranya bernama Dedi dan seorang lain bernama Candra serta satu orang lainnya ikut dicokok hingga mulutnya berdarah.
"Kami sudah sering sampaikan banyak hal dengan berbagai protes, kami hanya ingin menyampaikan langsung kepada Presiden," tegas Randi berteriak ketika diamankan petugas.
Beberapa poin tuntutannya adalah soal bahan bakar minyak (BBM) yang dinilai mahasiswa masih langka di Riau. Sementara Bumi Lancang Kuning dikenal dengan penghasil terbesar Migas di tanah air dengan sumbangsih 40 persen migas buat Indonesia.
"Sementara rakyat, untuk beli bensin langkah, Pertalite mahal, dan asing masih menguasai Migas Riau seperti Chevron," tegasnya. (jpnn/jpg)
Redaktur : Tim Redaksi