Aksi Buruh Dianggap Kuno, Gimana Nih?

Rabu, 02 Desember 2015 – 08:18 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Dewan Presidium Jaringan Aktifis Reformasi (Jari 98) Willy Prakarsa menilai aksi unjuk rasa secara massal sudah kuno dan membuat masyarakat tidak simpati.

Karenanya, Willy dan lembaganya akan pasang badan jika ada massa, khususnya buruh yang melakukan aksi.

BACA JUGA: Coba Klik jakarta.go.id, Ini Bukti Ahok Suka Transparansi

“Jika terjadi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya, maka pimpinan buruh itu akan berhadapan dengan Jari 98 atau saya mencari pimpinan buruh itu," ujar Willy, Rabu (2/12).

Menurut Willy, para buruh justru sudah memiliki hidup yang layak sehingga seharusnya bersyukur. Sementara, banyak profesi yang digaji lebih rendah dari buruh. Ia pun mengerti jika buruh terprovokasi.

BACA JUGA: APBD Belum Rampung, DPRD DKI Malah Asik Kunker

“Buruh jangan mau diiming-imingi elit, hanya untuk mencari jabatan kursi saja dan ambisi pribadinya,” terangnya.

Willy merasa kasihan dengan buruh yang gagal melakukan mogok nasional beberapa hari lalu, sehingga kini harus menempuh jalur Judicial Review. Padahal, Willy sudah menyarankan dari awal agar tenaga, pikiran dan keuangan yang tidak keluar sia-sia. Sebab, lebih baik menempuh jalur hukum yakni judicial review.

BACA JUGA: 3 Hal Ini Penyebab Jutaan Ikan di Ancol Mati

“Uang kutipan (kas) buruh ludes, tapi mogok nasional gagal total. Lantas bagaimana tanggung jawab Presiden buruh terhadap nasib anggota buruh yang terhasut mogok nasional beberapa hari lalu,” katanya.(mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teliti Ikan Mati di Ancol, Pemprov Sampai Gandeng IPB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler