jpnn.com, BANDUNG - Aksi demo menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang atau RUU TNI diwarnai kericuhan hingga pemukulan terhadap wartawan.
Seorang wartawan atas nama Faqih dipukuli oleh sekelompok massa sebab dicurigai intel.
BACA JUGA: Demo Tolak UU TNI di Gedung DPRD Jabar Diwarnai Ledakan
Peristiwa itu terjadi di Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung pada Jumat (21/3/2025).
Faqih yang tengah bertugas meliput aksi demo tolak pengesahan UU TNI tiba-tiba dipukuli oleh massa aksi ketika sedang merekam video demo.
BACA JUGA: Habiburokhman Ingin Penembak 3 Polisi di Lampung Dihukum Mati
Dia dicurigai sebagai intel sebab berpakaian bebas sambil merekam aksi demo.
"Lagi ambil video di dekat massa, tiba tiba massa yang duduk itu bilang 'awas awas itu yang gendut intel itu pakai baju putih, lagi ngerokok'," kata Faqih ditemui di lokasi.
BACA JUGA: 5 Bulan Indonesia di Tangan Prabowo: Efisiensi Anggaran, IHSG Anjlok hingga RUU TNI
Dia yang sudah dikerubungi massa lantas mengeluarkan id card atau tanda pengenal pers, namun upayanya tak berhasil. Faqih tetap dipukuli dan ditendang oleh massa aksi.
"Udah gitu kan ngeluarin id card, sempat ada yang ngamanin ini media, ini dari media. Tapi tetap saja ada massa yang putus asa," jelasnya.
Dia mengaku sempat dipukuli oleh puluhan orang diduga anarko. Pemukulan dilakukan ke kepala sebanyak dua kali.
"Kepala dua kali, ditendang pantat dua kali atau tiga kali. Beberapa kali ditarik tapi sempat diamankan sama massa aksi," ungkapnya.
Saat kejadian, kata Faqih, dia menyelamatkan diri dengan berlari ke area rumah makan.
Massa aksi yang sudah emosi kemudian mengejar Faqih dan melemparkan sejumlah batu ke tempatnya bersembunyi.
Alhasil, terjadi kerusakan di sejumlah bagian di rumah makan Sunda itu.
Sampai berita ini ditulis, aksi demo masih berlangsung ricuh. Massa aksi tampak mengejar anggota polisi yang tengah bertugas membubarkan massa. (mcr27/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina