jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapatkan sentimen positif pasar berkat sejumlah langkah strategis yang dilakukan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menilai aksi korporasi yang mendapatkan perhatian pasar mulai dari rencana pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk perkeretaapian.
BACA JUGA: Saham PGAS Layak Mendapatkan Perhatian, Coba Cermati Data Ini
Kemudian, perluasan pasar ekspor Liquefied Natural Gas (LNG) yang akan berkolaborasi dengan perusahaan trading asal Singapura.
Nafan mengungkapkan secara jangka pendek, pelaku pasar akan mencermati dinamika aksi korporasi PGAS.
BACA JUGA: Fundamental Jangka Panjang PGAS Diprediksi Bakal Lebih Stabil
"Pemberitaan positif untuk memperkuat pangsa pasar PGAS, peningkatan topline (pendapatan) dan bottomline (laba bersih), ini bisa dimanfaatkan traders untuk melakukan aksi trading jangka pendek,” ungkap Nafan di Jakarta, Selasa (12/7).
Data riset Mirae Asset Sekuritas membeberkan prospek topline dan bottomline masih dalam proyeksi mengalami tren kenaikan yang progresif.
BACA JUGA: PT PGAS Bayar Dividen Rp 3,7 Triliun
Hal ini dipengaruhi oleh sederet katalis positif dari adanya rencana bisnis yang dilakukan PGAS.
”Tentu saja bila proyek-proyek yang ada ini bisa bantu topline dan bottomline, maka kinerja PGAS bisa mengalami kenaikan secara progresif,” tegasnya
Menurut Nafan, salah satunya adalah rencana konversi bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) ke BBG.
Optimisme konversi ini meningkat setelah dilakukan uji coba menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada moda kereta api pembangkit milik KAI.
Berdasarkan hasil observasi, PT PGN LNG Indonesia yang merupakan anak usaha PGAS, telah mencatat uji coba dinamis DDF pada kereta pembangkit Dharmawangsa jurusan Jakarta – Surabaya yang menunjukkan adanya efisiensi dan nilai substitusi solar oleh gas/LNG sebesar 37 persen.
Penggunaan LNG oleh perkeretaapian dinilai sangat positif di tengah kenaikan harga BBM dunia sehingga selain menciptakan efisiensi, KAI juga menjadi lebih ramah lingkungan.
”Harga komoditas minyak memang kita akui sedang naik. Di saat harga minyak naik, maka bahan bakar LNG jadi alternatif dan bisa menjadi mitigasi risiko dari kenaikan harga minyak. Ini menguntungkan PGAS bila mereka bisa memanfaatkan pasar LNG,” ucap Nafan.
Katalis positif lainnya adalah pengembangan infrastruktur gas bumi yang dilakukan PGAS akan menyesuaikan dengan rencana pengembangan Kawasan Industri (KI).
Saat ini, berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terdapat tujuh Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.
Inisiatif ini dilakukan dalam upaya mendorong pemerataan infrastruktur gas bumi di lokasi-lokasi potensial KI baru.
”Pasti ini dilakukan manajemen PGAS untuk memaksimalkan potensi kawasan industri yang ada,” imbuhnya.
Nafan mengatakan perkembangan proyek hulu yang ada di Pertamina group juga akan membawa angin segar terhadap kinerja PGAS.
Adapun proyek itu, yakni small land based-LNG Regasification Terminal di RU V Cilacap dan pembangunan Pipa Senipah-Balikpapan sepanjang sekitar 78 KM ke RU V Balikpapan.
Di sisi lain, untuk regasifikasi pada pembangkit listrik, saat ini sedang dikebut untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara.
”Selanjutnya untuk kebutuhan pasar internasional, salah satunya di Singapura (komersial dan konsumer), kebutuhannya juga sangat tinggi. Jika PGAS bisa distribusi, maka pendapatannya nantinya juga bisa meningkatkan devisa negara,” ujar Nafan.
Potensi dimaksud bersumber dari kolaborasi PGAS yang saat ini menjalin partnership dengan Gunvor Singapore Pte. Ltd (Gunvor). Pada kerja sama ini, PGN dan Gunvor akan menjalankan jual beli LNG di pasar Internasional dan memperluas kerjasama bisnis lainnya.
Kerjasama ini telah memasuki proses Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) and Confirmation Notice (CN) untuk supply LNG. S
Supply LNG dari PGN akan melengkapi portofolio LNG milik Gunvor selaku perusahaan trading independen terbesar. Langkah PGAS memerluas pasar internasional ini mendapat dukungan PT Pertamina (Persero) sebagai Holding Migas.
"Sederet sentiment positif tersebut bakal membawa target harga saham PGAS 1.800 per saham," kata Nafan
"Kami lihat secara teknikal dari jangka pendek, PGAS masih di bawah MA20. Sekarang saham PGAS, saya melihat major resistance di level 2.020 yang sifatnya longterm,” imbuh Nafan. (mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul