jpnn.com, JAKARTA - Uni Eropa (EU) menyebut serangan udara terhadap sebuah pertunjukan musik di Myanmar sebagai pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Hak Asasi Manusia Eamon Gilmore dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan serangan yang terjadi di Negara Bagian Kachin itu harus dipertanggungjawabkan.
BACA JUGA: WN Myanmar Terlibat Pembunuhan, Jalani Hukuman 6 Tahun, Begini Nasibnya Kini
"Ini merupakan tindakan brutal yang menjadi tanggung jawab militer Myanmar," katanya, usai menghadiri Dialog Kebijakan ASEAN-UE ke-4 tentang HAM (The 4th ASEAN-EU Policy Dialogue on Human Rights) yang digelar pada 24-26 Oktober di Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Menurut Eamon, EU mendukung upaya mediasi yang dilakukan ASEAN, selain menunjuk utusan khusus Uni Eropa dari Myanmar untuk memantau perkembangan situasi kemanusiaan di negara itu.
BACA JUGA: Penasehat Ekonomi Aung San Suu Kyi Asal Australia Dijatuhi Hukuman Penjara di Myanmar
Serangan udara pada Minggu malam itu menewaskan sedikitnya 50 warga sipil, menurut laporan media yang mengutip sejumlah saksi mata.
Selama di Jakarta, Eamon juga bertemu dengan sejumlah lembaga HAM di Indonesia dan sejumlah pejabat di Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.
BACA JUGA: Menlu Retno Sangat Kesal kepada Junta Myanmar, Pernyataanya Keras, Tegas!
Dalam pertemuan itu, dia menggarisbawahi peran penting Indonesia di panggung internasional, baik sebagai Presiden G20 2022 maupun Ketua ASEAN 2023.
"Kami mendiskusikan banyak hal, salah satunya tentang pentingnya melanjutkan dialog antara Indonesia dan Uni Eropa terkait isu HAM, di mana kami mendiskusikan isu-isu HAM di Indonesia, di Eropa, dan juga beberapa isu internasional," kata Eamon. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif