jpnn.com, BANDUNG - Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Kawasan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sonny Harry B Harmadi mengunjungi Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Bojongsoang di Kabupaten Bandung yang termasuk dalam wilayah kerja Sektor 6 Satuan Tugas Citarum Harum, Jumat (21/9).
Sonny dalam kesempatan itu didampingi sejumlah pejabat Kemenko PMK, antara lain Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Iwan Eka Setiawan dan Plh Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan Perdesaan Mustikorini Indrijatiningrum.
BACA JUGA: Menko Puan Minta Promosi Asian Para Games Dikebut
Sonny diterima langsung oleh Komandan Sektor 6 Kodam III Siliwangi Kolonel Inf. Yudi Zanibar bersama anggota TNI dan 25 orang kader revolusi mental. Sonny lantas menyusuri Sungai Citarum dengan perahu untuk melihat langsung perkembangan yang ada.
Setelah itu, Sonny berdialog dengan para kader revolusi mental di taman tepi Sungai Citarum yang sebelumnya menjadi tempat pembuangan sampah. Diskusi itu membahas program pemerintah dalam penanganan Sungai Citarum dan pentingnya peran para kader revolusi mental untuk mendukung program tersebut.
Sonny menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Perpres itu untuk menyikapi memburuknya kondisi DAS Citarum.
BACA JUGA: Kemenko PMK Serius Kawal Kemajuan Rehab - Rekob NTB
Merujuk perpres itu maka Menko PMK Puan Maharani berperan sebagai Wakil Ketua Pengarah 3. Sedangkan dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental, Menko PMK merupakan koordinator nasional pelaksanaannya.
Demi mendukung perpres tersebut maka Kemenko PMK menggalakkan dua program, yakni Gerakan Pengurangan Risiko Bencana berbasis masyarakat dan Gerakan Nasional Revolusi Mental. Melalui program itu, Kemenko PMK telah melaksanakan aksi nyata guna mendorong perubahan perilaku masyarakat di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung yang rutin dilanda bencana banjir.
BACA JUGA: Kemenko PMK Raih Penghargaan Opini WTP Lima Tahun Berturut
Lokasi di 3 kecamatan tersebut merupakan daerah cekungan di bantaran DAS Citarum. Dalam setahun kurang lebih 10 kali banjir melanda kawasan itu dengan ketinggian air mencapai 2 -4 meter dengan durasi antara 1 hingga 2 minggu.
Menko PMK Puan Maharani dalam penanganan Sungai Citarum selalu menekankan pentingnya pendekatan kesejahteraan di DAS Citarum. Oleh karena itu, Kemenko PMK terus mengawal berbagai program pemberdayaan kawasan perdesaan di sekitar DAS Citarum untuk memastikan kesejahteraan masyarakatnya terus membaik dan ikut berpartisipasi menjaga kebersihan Sungai Citarum.
Selain itu, Kemenko PMK pada awal September lalu juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna memberikan pelatihan kepada masyarakat di tiga kecamatan di wilayah kerja Sektor 6 dan 7 DAS Citarum. Langkah itu sebagai upaya meningkatkan kesadaran, pemahaman serta kewaspadaan masyarakat terhadap bencana dengan cara membangun partisipasi semua pihak demi mengurangi risiko korban jiwa.
“Kami berharap dapat memberi pemahaman, mengubah perilaku dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana serta mendukung perbaikan Sungai Citarum melalui perubahan cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Sungai itu sumber kehidupan, bukan tempat pembuangan,” jelas Sonny.
Saat terjadi bencana banjir, masyarakat desa yang dibantu kader revolusi mental dapat memetakan kebutuhan dasar seperti area penampungan, kebutuhan air, pangan dan obat-obatan serta prosedur melaksanakan evakuasi. “Masyarakat dan pemerintah harus bergotong-royong mencegah pencemaran dan pendangkalan sungai agar risiko bencana banjir terus berkurang,” tutup Sonny.(eno/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenko PMK: Persiapan Asian Para Games 2018 Sudah 99 Persen
Redaktur : Tim Redaksi