“Korban ditembak dari jarak dekat dari kepala bagian kanan pada pelipis diatas telinga dan tembus kepala bagian kiri,” terangnya. Korban ditembak oleh orang tak dikenal saat hendak pergi ke kebun untuk menjaga pohon durian yang tengah berbuah dan sudah memasuki masa panen. Pelaku penembakan diduga berjumlah dua orang mengendarai sepeda motor dengan berboncengan. Jenasah Oldi sekarang disemayamkan dirumah duka desa Sepe. Menurut rencana jenazah akan dimakamkan pada hari ini, Selasa (28/8).
Berdasar keterangan yang dihimpun polisi, lanjut Kapolres, korban Oldi ditembak saat sedang duduk-duduk sembari berbaring-baring disebuah kios kecil tempat penjualan keranjang diujung desa Sepe (depan lokasi perkuburan desa). Korban duduk dan berbaring dikios tersebut untuk menunggu temannya yang sudah janjian akan ikut pergi kekebun menjaga durian jatuh. Saat duduk menunggu teman itulah, korban diduga didtangai oleh pelaku dan langsung menembaknya.
“Pelaku masih dalam lidik kami (polisi),” tegas AKBP Pulung. Sehari-hari korban Oldi diketahui berprofesi sebagai petani. Salah satunya adalah menjaga dan merawat pohon durian milik kakeknya. Karena sejak kecil, Oldi memang dirawat oleh sang kakek. “Ibu korban di Tentena. Sedang ayahnya tidak diketahui keberadaannya sekarang,” ujar Kapolres berdasar keterangan warga.
Dari keterangan warga lain, Kapolres Pulung memperoleh informasi bahwa sebelum aksi penembakan terhadap korban Oldi, masyarakat telah mendengar suara letusan di desa Bategencu yang berbatasan langsung dengan desa Sepe (lebih kurang 15 KM dari arah timur kota Poso, red). Suara letusan terdengan persisi didepan rumah ibadah warga berjarak sekitar 2 KM dari TKP penembakan korban Oldi. Diduga polisi, pelaku melarikan diri dengan sepeda motornya kea rah simpang empat desa Tagolu, ibukota kecamatan Lage, berjarak 6 KM dari desa Sepe.
Terpisah, masyarakat Kabupaten Poso diminta untuk tidak mudah terprovokasi terkait penembakan terhadap salah seorang warga Desa Sepe, Kecamatan Lage, pada Minggu malam (26/8). Penembakan yang terjadi itu, menurut Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno, merupakan murni tindakan kriminal.
Kepada wartawan, Senin kemarin, Soemarno mengatakan, jika penembakan terhadap warga itu, saat ini masih dalam penyelidikan Polres Poso. Begitupun dengan motif dari penembakan tersebut. Dikatakan Kabid Humas, masyarakat Poso tidak perlu terpancing atau terprovokasi adanya penembakan warga di Desa Sepe, oleh oknum-oknum yang tidak menginginkan keamanan di daerah yang pernah dilanda konflik ini. “Masyarakat tidak perlu terpancing, karena ini murni kriminal. Dan pelakunya masih dalam penyelidikan kami,” jelasnya.
Corong Polda ini, juga belum dapat memastikan senjata api jenis apa yang digunakan pelaku menghabisi nyawa korban, Noldi Ambo Lado (27). Meski tersiar kabar, jika korban ditembak menggunakan pistol jenis FN. “Kami belum bisa pastikan. Yang dapat memastikan adalah tim labfor. Mereka (Labfor,red) yang nanti akan meneliti senjata jenis apa yang digunakan melalui proyektil pelurunya,” kata Soemarno.
Meski demikian, petugas yang melakukan olah TKP, belum berhasil menemukan proyektil peluru, yang ditembakkan kepada korban, hingga menembus pelipis kirinya. Petugas rencananya kemarin, juga akan melakukan otopsi terhadap jasad korban. Kapolda, lanjut Soemarno, juga telah memerintahkan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulteng, untuk turun membantu Polres Poso melakukan penyelidikan. “Hingga saat ini sudah lima saksi yang dimintai keterangan,” ungkapnya.
Kabid Humas mengungkapkan, peristiwa penembakan terhadap Noldi, yang diketahui berprofesi sebagai petani itu, terjadi pada Minggu (26/8). Korban ditemukan telah tergeletak di kebun durian, tidak jauh dari rumahnya di Desa Sepe, sekitar pukul 23.45 wita.
Dari luka di pelipis kanannya, kuat dugaan korban ditembak dari jarak dekat. Upaya Polres Poso, usai kejadian langsung melakukan olah TKP dan merazia setiap kendaraan yang masuk dan keluar daerah tersebut. “Polres juga melakukan koordinasi dengan Kodim dan Brimob, agar aksi penembakan tersebut, tidak merembet menjadi isu SARA di daerah itu,” tandas Soemarno, yang juga menambahkan hingga saat ini situasi Kabupaten Poso masih kondusif. (agg/bud/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penembak Polisi di Solo Diduga Punya Jaringan Internasional
Redaktur : Tim Redaksi