BEIJING – Satu lagi kisah polisi korup menggemparkan publik di Tiongkok. Zhao Haibin, seorang pejabat senior Kepolisian Lufeng, Shanwei Region, Provinsi Guangdong, tenggara Tiongkok, dilaporkan memiliki 192 rumah hunian di berbagai lokasi. Dia pun mengantongi dan menggunakan kartu identitas palsu untuk mendukung aksi korupnya itu.
Selasa (5/2) Southern Metropolis Daily melaporkan bahwa properti milik Zhao itu tersebar di sedikitnya empat kota. Yakni, Lufeng, Shenzhen, Zhuhai, dan Huizhou. Tapi, dia tahu cara mengelabui pihak berwenang. Tidak semua properti itu terdaftar atas nama Zhao atau nama aliasnya, yakni Zhao Yong.
Beberapa properti tersebut, tulis harian itu, tercatat atas nama sebuah perusahaan milik mantan wakil kepala polisi di Kota Lufeng tersebut. ’’Semua itu saya lakukan untuk kepentingan komersial. Pemilik asli 192 properti itu adalah saudara laki-laki saya yang pebisnis,’’ kilah Zhao dalam wawancara dengan koran berbahasa Mandarin tersebut.
Menurut dia, selama ini dirinya hanya berperan sebagai manajer bagi saudara laki-lakinya yang tidak disebutkan identitasnya tersebut. Dia juga menegaskan bahwa seluruh transaksi itu terjadi secara legal.
Sebenarnya, media Tiongkok sudah mengendus aksi Zhao sejak 2011. Tapi, saat itu hanya kasus pemalsuan identitas yang diproses. Partai Komunis Tiongkok (PKT) pun turun tangan. Pada 2012, pemerintah setempat mencabut kartu identitas palsu milik Zhao. Sayang, tidak pernah ada kabar hukuman atau sanksi yang dijatuhkan kepada Zhao yang juga salah seorang tokoh PKT Lufeng tersebut.
Karena menganggap kasus pemalsuan identitas sudah selesai, Komite PKT Lufeng mengembalikan jabatan Zhao dalam partai. Yakni, sebagai anggota Badan Keamanan Publik Komite PKT Lufeng. ’’Polisi sudah menyita kartu identitas palsu dan dokumen kepemilikan rumah (hukou) milik Zhao,’’ tutur Yu Chiru, sekretaris komisi disiplin Badan Keamanan Publik Shanwei, yang menaungi Lufeng.
Kemarin Yu mengatakan bahwa kasus Zhao lain terkait kepemilikan 192 properti masih dalam tahap investigasi. Dia mengimbau supaya publik menghormati penyelidikan yang masih berlangsung. ’’Pihak berwajib akan menelusuri kasus yang diembuskan di internet oleh whistle-blowers tersebut,’’ paparnya seperti dilansir Kantor Berita Xinhua.
Adalah Huang Kunyi yang kali pertama mengembuskan berita soal ratusan properti milik Zhao tersebut. Jutawan lokal yang kabarnya sempat terlibat perselisihan dengan Zhao terkait kepemilikan properti itu membocorkan soal identitas palsu itu melalui internet. Dalam waktu singkat, para pengguna internet langsung mereaksi laporan tersebut. Mereka pun lantas menjuluki Zhao sebagai pejabat polusi terkorup di Tiongkok.
Belakangan, berita tentang pejabat korup yang memiliki banyak hunian menjadi topik hangat di Tiongkok. Pada Senin lalu (4/2), Kepolisian Kota Yulin, Provinsi Shaanxi, menangkap Gong Aiai, wakil presiden Bank Shenmu Country, karena memiliki lebih dari 20 rumah. Berita soal Gong kali pertama mencuat ke publik bulan lalu. Konon, dia memiliki tiga kartu identitas palsu dan empat hukou. (AFP/BBC/hep/dwi)
Selasa (5/2) Southern Metropolis Daily melaporkan bahwa properti milik Zhao itu tersebar di sedikitnya empat kota. Yakni, Lufeng, Shenzhen, Zhuhai, dan Huizhou. Tapi, dia tahu cara mengelabui pihak berwenang. Tidak semua properti itu terdaftar atas nama Zhao atau nama aliasnya, yakni Zhao Yong.
Beberapa properti tersebut, tulis harian itu, tercatat atas nama sebuah perusahaan milik mantan wakil kepala polisi di Kota Lufeng tersebut. ’’Semua itu saya lakukan untuk kepentingan komersial. Pemilik asli 192 properti itu adalah saudara laki-laki saya yang pebisnis,’’ kilah Zhao dalam wawancara dengan koran berbahasa Mandarin tersebut.
Menurut dia, selama ini dirinya hanya berperan sebagai manajer bagi saudara laki-lakinya yang tidak disebutkan identitasnya tersebut. Dia juga menegaskan bahwa seluruh transaksi itu terjadi secara legal.
Sebenarnya, media Tiongkok sudah mengendus aksi Zhao sejak 2011. Tapi, saat itu hanya kasus pemalsuan identitas yang diproses. Partai Komunis Tiongkok (PKT) pun turun tangan. Pada 2012, pemerintah setempat mencabut kartu identitas palsu milik Zhao. Sayang, tidak pernah ada kabar hukuman atau sanksi yang dijatuhkan kepada Zhao yang juga salah seorang tokoh PKT Lufeng tersebut.
Karena menganggap kasus pemalsuan identitas sudah selesai, Komite PKT Lufeng mengembalikan jabatan Zhao dalam partai. Yakni, sebagai anggota Badan Keamanan Publik Komite PKT Lufeng. ’’Polisi sudah menyita kartu identitas palsu dan dokumen kepemilikan rumah (hukou) milik Zhao,’’ tutur Yu Chiru, sekretaris komisi disiplin Badan Keamanan Publik Shanwei, yang menaungi Lufeng.
Kemarin Yu mengatakan bahwa kasus Zhao lain terkait kepemilikan 192 properti masih dalam tahap investigasi. Dia mengimbau supaya publik menghormati penyelidikan yang masih berlangsung. ’’Pihak berwajib akan menelusuri kasus yang diembuskan di internet oleh whistle-blowers tersebut,’’ paparnya seperti dilansir Kantor Berita Xinhua.
Adalah Huang Kunyi yang kali pertama mengembuskan berita soal ratusan properti milik Zhao tersebut. Jutawan lokal yang kabarnya sempat terlibat perselisihan dengan Zhao terkait kepemilikan properti itu membocorkan soal identitas palsu itu melalui internet. Dalam waktu singkat, para pengguna internet langsung mereaksi laporan tersebut. Mereka pun lantas menjuluki Zhao sebagai pejabat polusi terkorup di Tiongkok.
Belakangan, berita tentang pejabat korup yang memiliki banyak hunian menjadi topik hangat di Tiongkok. Pada Senin lalu (4/2), Kepolisian Kota Yulin, Provinsi Shaanxi, menangkap Gong Aiai, wakil presiden Bank Shenmu Country, karena memiliki lebih dari 20 rumah. Berita soal Gong kali pertama mencuat ke publik bulan lalu. Konon, dia memiliki tiga kartu identitas palsu dan empat hukou. (AFP/BBC/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Desak GOPAC Tekan Negara Penadah Hasil Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi