MERAK - Aksi suap mewarnai lalu-lintas penyeberangan Merak-Bakauheni. Hal itu diungkapkan salah satu awak buah kapal (ABK) Nusa Agung yang identitasnya minta disembunyikan.
Akibatnya, kapal penyeberangan dengan status kapal perbantuan seperti Nusa Agung harus menunggu kapal-kapal tertentu yang mendapat "prioritas" dari oknum pengelola pelabuhan.
"Soal suap di penyeberangan Merak di Banten dan Bakauheni di Lampung bukan rahasia lagi. Kalau tidak mau menyuap oknum pelabuhan Merak atau Bakauheni, jangan harap kapal-kapal dengan status perbantuan bisa sandar sesuai jadwal," kata sumber JPNN di atas kapal Nusa Agung, Merak, Kamis (5/1).
Beda halnya dengan kapal-kapal yang dimiliki oleh Perum ASDP yang beroperasi di Penyeberangan Merak-Bakauheni. Kapal-kapal milik ASDP umumnya relatif bisa tepat waktu. "Tapi yang namanya kapal perbantuan, pasti jadi sapi perah petugas pelabuhan. Kalau ingin tepat waktu, sogok saja Rp1 juta, pasti lancar ," ujarnya.
Selain mengungkap aksi suap oleh petugas pelabuhan Merak-Bakauheni, ABK Nusa Agung juga mengungkap praktek jual solar kapal kepada pengemudi truk-truk di atas kapal penyeberangan.
"Kalau di SPBU, Rp100 ribu dapat solar sebanyak 22,22 liter. Tapi kalau beli di kapal-kapal penyeberangan dengan uang Rp100 ribu bisa dapat 30 liter solar," ungkapnya.
Lambatnya kapal Nusa Agung ini sandar hingga sampai 5 jam itu penyebabnya hanya satu, yakni karena tidak mau menyogok.
"Saya sih, kasihan saja sama penumpang yang tidak mengerti buruknya pelayanan penyeberangan Merak-Bakauheni ini, sementara klarifikasi kepada publik cukup dengan alasan ada gangguan teknis. Padahal bukan itu masalahnya," tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Kobar Tolak Bupati yang Dilantik Mendagri
Redaktur : Tim Redaksi