Aktivis 98 Imbau Aparat Tidak Brutal Menghadapi Demo Mahasiswa

Sabtu, 28 September 2019 – 19:28 WIB
Polisi yang menjaga pelaksanaan demo mahasiswa (Foto: Boy Muhammad/JPNN)

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu pimpinan mahasiswa pada Era Reformasi 1998, Rama Pratama menyesalkan sikap brutal aparat ketika menghadapi demo mahasiswa. Ia menilai aparat menghadapi aksi mahasiswa dengan arogansi sehingga banyak jatuh korban.

“Kami mengecam tindakan aparat yang membabi buta. Respons aparat terhadap para demonstran sangat berlebihan dan tidak terukur,” kata Rama, Sabtu (28/9).

BACA JUGA: Simak Cerita-Cerita Romantis di Balik Demo Mahasiswa 2019

Mantan Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia itu membandingkan sikap aparat yang menghadapi demonstran di Papua. Aparat lebih banyak mengambil sikap bertahan dan lebih persuasif. Berbeda dengan penanganan aksi mahasiswa di luar Papua.

"Kenapa sih aparat tidak bisa menahan diri. Yang dihadapi kan mahasiwa tanpa senjata lagi. Mestinya lebih terukur dan bukan justru terpancing emosi,” katanya.

Rama melihat demo mahasiswa yang marak belakangan ini mengembalikan citra mereka (mahasiwa) sebagai pembawa suara rakyat. Yang membuat Rama gembira semangat perjuangan mahasiswa di tahun 1998 masih sama dengan 2019.

"Saya gembira karena melihat semangat mahasiswa milenial sama dengan kami yang aktivis 98. Mahasiswa memang harus bergerak menyuarakan aspirasi rakyat bila melihat ada yang melenceng," ujarnya.

Dia menilai fokus perjuangan mahasiswa saat ini bukan untuk menggulingkan pemerintahan. Mereka hanya menuntut agar DPR RI mencabut RUU yang dinilai merugikan masyarakat.

"Saya yakin perjuangan mahasiswa ini tidak inkonstitusional. Fokus perjuangan mereka jelas, mencabut RUU KPK, RKUHP, dan beberapa RUU lainnya yang dinilai merugikan masyarakat. Jadi jangan diseret-seret ke yang lain," tandasnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler