jpnn.com, JAKARTA - Memperingati Hari Lahir Pancasila, aktivis 98 menginginkan agar Pancasila tetap menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia.
Hal itu tertuang dalam diskusi yang diselenggarakan di kafe Kopi Politik, kawasan Pakubowo, Jakarta Selatan, Jumat (1/6).
BACA JUGA: Ajakan Bamsoet usai Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
Diskusi tersebut mengusung tema Bersatu untuk Indonesia dan menghadirkan pembicara dari para pentolan aktivis 98.
Mereka adalah, Bernard Haloho (Rumah Gerakan 98), Anton Aritonang (Gerakan Nasional 98), Faizal Assegaf (Progress 98), Dondi Rivaldy (Front Eksponen 98), Achmad Kurniawan (Paperti 98) dan Satyo Purwanto (Sekjend ProDEM). Serta dipandu oleh Todotua Pasaribu (CEO Kopi Politik) sebagai moderator.
BACA JUGA: Garda NasDem: Gelorakan Pancasila dari Hati, Bukan Mulut
Baca juga: Rumah Gerakan 98 Beri Penghargaan kepada 7 Tokoh Perawat Kebangsaan
Ketua Umum Rumah Pergerakan 98, Bernard Haloho mengatakan, Pancasila pada saat zaman rezim Soeharto dijadikan instrumen untuk memukul lawan politik lantaran penafsirannya tunggal menurut rezim berkuasa saat itu. Sehingga pada saat itu, Pancasila sangat efektif untuk menjadi penyeimbang stabilitas negara.
BACA JUGA: Gelar Pengajian Kebangsaan, Tebar Spirit Islam & Pancasila
“Karena sesuai konsensus para pendiri bangsa, bahwa Pancasila itu adalah filsafat dasar dari cara hidup bangsa Indonesia,” ujar Bernard.
Bernard menambahkan, dalam butir-butir Pancasila terdapat inti bagaimana berkehidupan bernegara dan bermasyarakat.
“Dalam lima prinsip dasar Pancasila terdapat kebutuhan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat,” pungkasnya.
Dia pun mengimbau agar Pancasila sebagai dasar negara harus terus dipelihara.
"Jangan sampai ini rusak oleh paham radikalisme dan terorisme. Kita harus bersama-bersama menjaga persatuan dan kesatuan yang berlandaskan pancasila," tandasnya. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadiri Diskusi Pancasila, Bang Ara Puji Umat Islam Indonesia
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh