Aktivis Banyuwangi Nantang Perang

Sabtu, 21 Agustus 2010 – 13:10 WIB

BANYUWANGI - Para aktivis mahasiswa Banyuwangi turun ke jalan menyikapi ulah negara tetangga, Malaysia kemarin (20/8)Gabungan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) itu juga merefleksikan rasa kecewa terhadap sikap pemerintah yang dinilai terlalu lemah dalam mengatasi setiap pelanggaran yang dilakukan Malaysia.

Aksi tersebut dimulai dari depan kampus Untag Banyuwangi

BACA JUGA: Polda Lampung Siapkan Sniper

Mereka kemudian berjalan kaki menuju Simpang Lima
Sepanjang aksinya, puluhan mahasiswa itu meneriakkan yel-yel pembangkit semangat nasionalisme

BACA JUGA: Kaltim Perketat Pengamanan Bank

Mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Mereka juga mengadakan aksi teatrikal dengan membuat barisan berpakaian hitam-hitam
Aksi tersebut menggambarkan bahwa Indonesia belum benar-benar merdeka

BACA JUGA: Waspadai Rampok, Gelar Operasi Jalanan

Walau terlihat bersatu, orang-orang berpakaian serbahitam tersebut ternyata tidak bisa berkomunikasi satu sama lain.

Koordinator aksi, Erik Trisdiananta mengatakan, aksi itu merupakan kepedulian terhadap kedaulatan bangsa yang sering dilecehkan oleh MalaysiaWarga negara tetangga itu sering melakukan tindak kekerasan terhadap para Tenaga Kerja Indonesia (TKI)Malaysia juga mencaplok Pulau Sipadan - LigitanAda juga kasus pelanggaran teritorial di sekitar perairan Ambalat, serta mengklaim beberapa warisan seni budaya asli Indonesia sebagai budaya Malaysia"Kasus terakhir yang sangat membuat kami gerah adalah penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh Marine Police Malaysia (MPM) saat menggiring tujuh nelayan asal MalaysiaPadahal, tujuh nelayan Malaysia tersebut sudah memasuki wilayah perairan Indonesia," tegas ketua GMNI Banyuwangi itu.

Karena itu, DPC GMNI dan BEM Untag Banyuwangi mengadakan aksi yang mengutuk tindakan provokatif dan konfrontasi dari pihak Malaysia tersebut.

Dalam orasinya, salah seorang orator aksi tersebut membacakan pidato bung Karno saat mengadakan aksi Ganyang Malaysia"Kalau kita lapar, itu biasaKalau kita malu, itu juga biasaNamun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu, pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysia keparat itu!" tegas orator itu berapi-api.

Mereka kemudian melanjutkan aksinya melintasi Pasar Banyuwangi, dan berakhir di Jalan Kartini , depan markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0825 BanyuwangiMereka kembali melakukan orasi serta aksi teatrikal menginjak bendera Malaysia, dan diakhiri dengan aksi pembakaran bendera Malaysia.

Mereka mendesak agar seluruh elemen bangsa menegakkan kedaulatan NKRIMereka juga mendesak pemerintah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia''Selamatkan TKW dan TKI yang bekerja di Malaysia, boikot terhadap segala produk MalaysiaKami mendesak pemerintah dan TNI menyatakan perang terhadap Malaysia," teriak Erik.

Erik menambahkan, sebagai tindak lanjut dari aksi tersebut, GMNI Banyuwangi dan BEM Untag Banyuwangi akan mengirimkan nota tuntutan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar menyatakan perang terhadap Malaysia.(mg4/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubenur Sultra Dukung Pemekaran Buton Raya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler