Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada

Jumat, 20 November 2020 – 15:20 WIB
Aktivitas Gunung Merapu meningkat. Foto: Radar Solo

jpnn.com, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan aktivitas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta makin tinggi.

Dengan demikian masyarakat diminta lebih meningkatkan kewaspadaan.

BACA JUGA: Meski Waswas, Warga Klaten di KRB III Gunung Merapi Masih Bertahan

"Gempa multiphase Gunung Merapi per Jumat ini, makin tinggi dengan menunjukkan pergerakan magma sudah makin ke permukaan sekitar 1,5 kilometer," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida.

Hal itu disampaikannya di sela menghadiri acara kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo, di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, Jumat.

BACA JUGA: Pengin Gagah-gagahan, Camer Ternyata Anggota Brimob, Kelar Lu..

Menurut Hanik Humaida, hal tersebut terdeteksi dari kegempaan multiphase (MP) sudah tinggi, dan magma betul-betul sudah makin ke permukaan, tetapi belum sampai muncul di puncak Merapi.

Hanik Humaida mengatakan risiko ancaman tertinggi dimulai dari batas barat laut, barat hingga ke tenggara.

BACA JUGA: Pabrik Tas di Boyolali Tiba-Tiba Gempar, Puluhan Karyawati Histeria, Ternyata..

Daerah yang ada di posisi barat laut ke tenggara dari Gunung Merapi ini, diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan.

Namun, warga di daerah utara dan timur laut hingga timur juga tidak boleh kehilangan kewaspadaan.

"Potensi bahaya arah letusan Merapi, utamanya masih ke Kali Gendol, tetapi karena guguran dari puncak berkali-kali ke arah barat dan barat laut, maka ada potensi juga ke Kali Lamat, dan Senowo," kata Hanik.

Namun, bentuk erupsinya seperti apa hingga saat ini, kata dia, data tidak menunjukkan kejadian seperti pada 2010.

Sehingga, kondisi ini, tidak perlu sangat dikhawatirkan, tetapi harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Kendati demikian, ujar Hanik, bagaimana pun jika terjadi erupsi atau membawa awan panas atau letusan itu, menjadi sesuatu yang berbahaya.

"Kalau prediksi kami, data seperti kejadian erupsi 2006, tetapi lebih besar sedikit," kata Hanik.

Ia menjelaskan soal pertumbuhan kubah lava di puncak Merapi belum ada yang menuju ke permukaan. Jadi belum ada kubah lava baru di puncak Merapi.

Gunung Merapi hingga saat ini, jarak amannya masih dalam batas maksimum 5 km dari puncak Merapi.

Posisi magma yang jelas sudah lebih dangkal kurang dari 1,5 km dari puncak Merapi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler