jpnn.com, JAKARTA - Kurs atau nilai tukar Rupiah pada perdagangan Rabu ini (30/11) ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Penguatan mata uang berlogo Rp itu seiring dengan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan pemulihan ekonomi di Indonesia.
BACA JUGA: Harga Emas Melorot Dipicu Komentar Pejabat The Fed, Ambyar
Pada penutupan perdagangan sore tadi, Rupiah menguat 11 poin terhadap USD. Kurs USD menjadi Rp 15.731.
Adapun kurs USD pada penutupan sebelumnya di level Rp 15.742.
BACA JUGA: Menaikkan Suku Bunga Acuan Membingungkan di Tengah Landainya Inflasi
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kurs USD turun dari level tertinggi pada satu minggu ini di tengah meningkatnya optimisme tentang pelonggaran pembatasan Covid-19 di China.
Ibrahim memperkirakan Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi Negeri Paman Sam dan jalur kebijakan moneter untuk sisa tahun ini.
BACA JUGA: The Fed Diprediksi Bakal Turunkan Suku Bunga, Harga Emas Dunia Memelesat
"Pasar juga menunggu data payrolls utama AS akhir pekan ini," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, pelaku pasar saat ini menduga ada peluang 65,5 persen soal The Fed -sebutan kondang Federal Reserve- akan memperlambat laju kenaikan suku bunga 50 basis poin pada 14 Desember 2022.
Namun, ada juga peluang 36,5 persen bahwa The Fed akan tetap menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Selain itu, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global pada tahun depan akan mengalami penurunanmenjadi 2,7 persen dari 6 persen pada 2021.
Artinya, hal itu mengakibatkan munculnya ancaman resesi di sejumlah negara.
Adapun berbagai faktor yang dinilai telah menyebabkan perlambatan, antara lain, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan di beberapa negara, serta konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina.
Ibrahim menilai pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai berjalan sehingga perekonomian nasional bisa bertahan dengan baik. Oleh karena itu, perekonomian Indonesia sudah berjalan ke arah yang positif.
Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 yang mengalami peningkatan hingga 5,7 persen.
"Namun, masyarakat harus tetap waspada terhadap inflasi dalam menghadapi tantangan global," ucapnya.
Ibrahim menambahkan pemerintah tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal IV- 2022 akan terus membaik walaupun di bawah 5,7 persen.
"Salah satu penggeraknya ialah Natal dan Tahun Baru 2023 yang akan membawa berkah tersendiri karena aktivitas masyarakat akan meningkat sehingga berpengaruh terhadap menggeliatnya konsumsi," analisis Ibrahim.
Untuk perdagangan Kamis (1/12), Rupiah kemungkinan berfluktuatif pada sesi pembukaan. Kurs USD diprediksi akan ditutup pada rentang Rp 15.710 - Rp 15.770.(mcr28/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi