jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Standarisasi Perlindungan Konsumen (SPK) Kementerian Perdagangan, Widodo mengakui bahwa potensi penyelundupan beras melalui pelabuhan tikus cukup tinggi.
Pasalnya Indonesia memiliki laut yang sangat luas sehingga memungkinkan kapal untuk bersandar di mana saja.
BACA JUGA: Beda dengan Zaman Presiden SBY...
"Banyak sungai-sungai di Sumatera yang bisa dimasuki kapal cukup besar. Mereka bisa saja bawa beras," katanya, kemarin.
Pihaknya mencatat, setidaknya ada lebih seratus pelabuhan "tikus" di Sumetara, belum lagi yang ada di Kalimantan dan Sulawesi. Hal ini yang membuat pengawasan barang yang beredar di akan sulit dibendung.
"Kita kesulitan melakukan pengawasn barang di pelosok-pelosok karena memang jumlah pelabuhan tikus terlalu banyak, di Sumatera bagian timur ada 100-an, Batam ada puluhan, belum lagi Kalimantan," sebutnya.
Menurut Widodo, mekanisme pengawasan barang itu ada beberapa macam antara lain di pelabuhan dan di pasaran. Untuk di pelabuhan itu yang berwenang adalah Bea Cukai. Sementara Kemendag bertugas mengewasi peredaran barang di pasaran.
BACA JUGA: Izin Pabrik Semen Indonesia tak Menyalahi Aturan
"Akan lebih sulit ketika barang sudah ada di pasaran. Karena bisa saja beras-beras itu dicampur dioplos sehingga tidak kelihatan asalnya dari mana," jelasnya. (wir)
Harga Beras ASEAN Tahun 2014
BACA JUGA: Kembangkan Teh Premiun, AP Retail Gandeng Mitra Kerinci
Vietnam USD 0,36 / kilo
Thailand USD 0,38 / kilo
Indonesia USD 0,74 / kilo
Kamboja USD 0,36 / kilo
Myanmar USD 0,33 / kilo
Filipina USD 0,96 / kilo*
Ket : Filipina produksi beras premium
Sumber : Rice Market Monitor FAO
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sng Seow Wah Resmi Jabat Dirut Danamon
Redaktur : Tim Redaksi