jpnn.com, JAKARTA - Rencana akuisisi Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (BTN Syariah) oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai akan sulit terwujud dalam waktu dekat.
Sedikitnya ada tiga faktor mengapa rencana akusisi BTN Syariah sulit diwujudkan, mulai dari kondisi internal hingga alasan jumlah saham publik yang masih minim.
BACA JUGA: Semester I 2022, Laba BTN Syariah Melonjak Sebegini
Analis MNC Sekuritas, Tirta Gilang Citradi mengatakan, faktor pertama yang membuat BSI sulit mengakusisi BTN Syariah yakni, BSI masih dalam tahap konsolidasi internal paska merger raksasa antara BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah.
Menurut Tirta, tantangan terberat BSI paska merger adalah menyatukan tiga bank menjadi satu kekuatan, di mana culture, way of working dan mindset karyawan sudah pasti banyak perbedaan.
BACA JUGA: Kamrussamad Anggap Merger UUS BTN ke BSI Tidak Tepat
“Ambisi boleh saja setinggi langit, tapi internalisasi tidak segampang yang dibayangkan dan itu dapat mempengaruhi kinerja perseroan,” kata Tirta.
Faktor Kedua, BSI memiliki pekerjaan rumah yang tidak mudah dan mesti direalisasikan segera, yakni menambah jumlah saham publik (free float) dan meningkatkan permodalan melalui penerbitan saham baru atau rights issue.
BACA JUGA: Booth Crypto Dipadati Pengunjung We The Fest 2022
Ketiga, BTN sedang melaksanakan rights issue dan karena itu membutuhkan dukungan luar biasa dari investor publik.
Mengacu ke prospektus awal, BTN menargetkan dana sekitar Rp 4,13 triliun dengan rincian Rp 2,48 triliun berupa penyertaan modal negara (PMN), mewakili kepemilikan 60% saham pemerintah, sedangkan Rp 1,65 triliun sisanya diharapkan dari investor publik selaku pemilik 40% saham.
“Di tengah upaya menggalang dana publik, sangat tidak mungkin BTN melakukan manuver yang justru membingungkan investor publik. Apalagi, kalau sampai melepas unit bisnisnya ke pihak lain,” kata Tirta.
Tirta menyarankan sebaiknya BSI menyelesaikan dulu pekerjaan rumahnya sendiri dan BTN fokus menuntaskan agenda rights issue.
“Setelah kedua agendanya rampung, silahkan ngobrol lagi soal akuisisi. Ini penting demi menjaga kepercayaan investor publik, baik terhadap BSI (BRIS) maupun BBTN," tegasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada