jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) terpilih asal Jawa Timur Lia Istifhana mengaku akun media sosialnya, yaitu YouTube dan google diserang hacker.
Kejadian tersebut hampir bersamaan dengan kasus viral peretasan oleh Ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) pada 20 Juni 2024.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Australia Umumkan Nama Hacker Asal Rusia yang Lakukan Serangan
“Akun Google dan YouTube saya dikendalikan oleh hacker setelah berbicara terkait isu Human Trafficking di media digital,” ujar Ning Lia sapaannya pada Minggu (30/6).
Lia mengaku kecewa karena akun google miliknya merupakan pusat data akses google foto dan google drive yang aktif berlangganan 2 terabyte (TB) per tahun.
BACA JUGA: Serang Prabowo, Anies Blak-blakan Sebut Kemenhan Jadi Kementerian yang Dibobol Hacker
“Kebetulan akun google saya menyatu sebagai akses google foto dan drive yang mana saya sudah berlangganan resmi dua terabyte (TB) per tahun. Jadi, google selama ini sudah mitra kerja dan juga sangat saya percayai untuk menjadi arsip momen indah kehidupan pribadi,” ujar Keponakan Gubernur Jawa Timur yang biasa disapa Ning Lia itu.
Ning Lia mengatakan semua data pada google drive miliknya sudah tidak bisa diakses. Sedangkan channel youtube yang sudah menuju usia 10 tahun dan sudah terdaftar sebagai partner resmi dan google adsense juga telah dikuasai oleh hacker.
BACA JUGA: Akun Diretas Hacker, Taeyang Sung Sampaikan Pengumuman Penting
Senator terpilih wanita peraih suara terbanyak nasional ini meminta para pembuat Undang-undang baik pemerintah maupun DPR untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi.
“Saya akan berjuang dengan kewenangan yang dimiliki setelah dilantik menjadi anggota DPD RI untuk memberikan pertimbangan dan mengusulkan kepada DPR dan Pemerintah untuk segera menuntaskan RUU Perlindungan Data Pribadi,” ujar Ning Lia.
Selain itu, Senator terpilih yang aktif dalam gerakan sosial ini mengusulkan agar pemerintah berkolaborasi dengan perusahaan digital seperti Google untuk melindungi data pribadi masyarakat.
Akibat kasus peretasan yang menimpa dirinya, Ning Lia mengaku sudah mengunjungi langsung kantor resmi Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place Jakarta pada 24/6/2024.
Namun, hanya disampaikan oleh petugas sekuritas bahwa persoalan legal maupun peretasan seperti ini di bawah kewenangan Google Singapura.
Lebih lanjut Ning Lia mengatakan insiden kebocoran data pribadi yang melibatkan baik sektor publik maupun privat akan terus berulang, jika para pembuat kebijakan masih lambat mengesahkan RUU PDP. Sebab, saat ini Indonesia sedang emergency peretasan data pribadi.
"Masyarakat membutuhkan penanganan yang memadai dan akses pemulihan yang efektif bagi subjek datanya. Saya tidak ingin masyarakat secara luas merasakan dampak pencurian data seperti yang saya alami,” ujar Ning Lia.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari