jpnn.com - JAKARTA - Honorer K2 yang mengikuti seleksi PPPK 2024 tahap 1 dibuat kaget dengan perubahan akun SSCCASN.
Awalnya, akun SSCCASN honorer K2 yang notabene berkode R2 tanpa L (lulus) tertulis tidak lulus kompetensi CASN 2024.
BACA JUGA: 1.918 Honorer di Pemkot Jambi Lulus Seleksi PPPK 2024 Tahap I
Nah, pada Minggu (5/1), tulisannya berubah menjadi, "Maaf, hasil perankingan seleksi menyatakan Anda belum mendapatkan kuota formasi.'
Perubahan tersebut disambut positif honorer K2 karena bahasanya lebih adem dibandingkan sebelumnya yang menyakitkan hati mereka.
BACA JUGA: BKN: Hasil Kelulusan PPPK Guru Tahap 1 Sudah Bisa Diumumkan 108 Instansi
"Alhamdulillah sudah berubah kata-katanya di akun SSCCASN. Semoga tanda baik menuju PPPK paruh waktu, aamiin," kata Dewan Pembina Forum Honorer K2 Teknis Administrasi Nur Baitih kepada JPNN, Minggu (5/1).
Dia berharap langkah ini R2 bisa menuju paruh waktu, apalagi banyak yang usianya kritis.
BACA JUGA: Ini Syarat Mutlak Honorer jadi PPPK Paruh Waktu, Disiapkan Formasi Tampungan
Menurut dia, R2 atau honorer K2 seharusnya langsung diberikan porsi paruh waktu dan tidak menunggu proses optimalisasi di seleksi PPPK tahap 2.
'Kami, sih, meminta pemerintah komitmen dengan janjinya, ya bahwa 1,7 juta honorer database BKN sudah disiapkan NIP PPPK paruh waktu maupun penuh waktu. Tes sekadar formalitas," ungkap dia.
Sebelumnya, peserta kode R2 kaget tercatat tidak lulus seleksi PPPK 2024 tahap 1.
Ironinya, banyak R2 yang notabene merupakan honorer K2 dinyatakan tidak lulus seleksi kompetensi.
Hal tersebut menimbulkan reaksi di kalangan honorer K2 yang berkode R2 tanpa L.
Mereka mempertanyakan mengapa penjelasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) berbeda dengan realita.
"Ini teman-teman honorer K2 di Jakarta yang tidak ada kode L muncul tulisan tidak lulus PPPK. Mereka kaget sekali," kata Nur Baitih kepada JPNN, Jumat (3/1) lalu.
Dengan adanya tulisan tidak lulus di akun SSCASN honorer, lanjutnya, otomatis bukan ditampung. Mereka jelas-jelas tidak lulus.
Bunda Nur, sapaan akrabnya Nur Baitih, menambahkan sejak awal sudah ada keanehan dengan tidak adanya kode TL atau tidak lulus.
"Tidak ada kata TL di pengumuman instansi, tetapi pengumuman di akun SSCASN-nya ada keterangan tidak lulus," ucapnya.
Pejuang honorer K2 ini lantas menyentil pernyataan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Anas bahwa tes PPPK 2024 hanya formalitas.
Semua honorer database BKN sebanyak 1,7 juta akan mendapatkan NIP PPPK penuh waktu maupun paruh waktu.
"Faktanya, kan, tidak demikian. Ini teman-teman honorer K2 dipusingkan dengan berbagai statemen. Harus ada sosialisasi di daerah ini," kata Bunda Nur.
Begitu juga dengan wacana optimalisasi, Nur Baitih mengatakan, bagaimana bisa mengakomodasi R2, kalau formasinya saja sudah diisi, kecuali ketika daerah punya uang dan mau buka formasi.
"Kalau tidak buka formasi ya, zonk, dong. Wajar kalau teman-teman sekarang merasa di-prank lagi,' cetusnya.
Dia mengapresiasi target MenPAN-RB Rini Widyantini untuk menuntaskan honorer.
Namun, nyatanya yang ada bikin drama baru soal PPPK.
Lebih lanjut dia mengatakan di Jakarta formasi yang tersedia 4 ribuan, sedangkan pelamarnya 9 ribuan.
Yang bikin sedih Bunda Nur, banyak honorer K2 tidak lulus.
Kebanyakan lulus malah Satpol PP yang berkode R3/L karena kuotanya banyak.
Sebaliknya, honorer K2 kuotanya hanya 1 per SKPD atau per dinas.
Sebagai contoh, satu dinas ada honorer K2 sebanyak 700.
Formasi yang dibuka hanya 45, sehingga sisanya jauh lebih banyak dari yang lulus.
"Di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, honorer K2 hampir 600-an, tetapi yang ada formasinya 45. Lah, sisanya bagaimana?" kata Bunda Nur.
Oleh karena itu, Bunda Nur mengimbau pemerintah untuk menyelamatkan honorer K2 yang merupakan pelamar prioritas.
Jangan sampai kebijakan yang dibuat hanya untuk memuluskan tenaga non-ASN saja. (esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad