Al Azhar Kawal Kasus Mahasiswi Indonesia yang Tewas di Kairo

Sabtu, 19 Juli 2014 – 12:04 WIB

jpnn.com - DUKA mendalam masih dirasakan segenap civitas akademika Universitas Al Azhar atas kehilangan salah satu mahasiswinya, Gusti Rahma Yeni. Mahasiswi cerdas penerima beasiswa khusus dari salah satu Universitas ternama di dunia itu menghembuskan nafas terakhir, saat berupaya melarikan diri dari komplotan perampok, Kamis (17/7) malam waktu Kairo.

Dilansir dari atase pendidikan KBRI-Kairo, kematian mahasiswi asal Padang Panjang, Sumatera Barat ini langsung direspon Grand Syekh Al-Azhar. Saat menerima kabar duka, Grand Syekh Al-Azhar beserta rombongan masih berada di Dubai, Uni Emirat Arab. Ia pun langsung mengutus Abdurrahman Musa untuk menyampaikan ucapan belasungka kepada segenap civitas akademik Indonesia yang berada di Kairo, Mesir.

BACA JUGA: Setelah Filipina, Rammasun ke Tiongkok dan Vietnam

Abdurrahman Musa menegaskan bahwa Al-Azhar berkomitmen akan mengawal dan membantu penyelesaian kasus perampokan yang menyebabkan wafatnya Gusti Rahma Yeni. Hal ini disampaikannya saat menemui tim KBRI Kairo di Kantor Kejaksaan Kairo.

Abdurrahman juga menyampaikan ucapan bela sungkawa dari Grand Syekh Al-Azhar kepada masyarakat Indonesia di Mesir atas musibah yang menimpa almarhumah Gusti Rahma Yeni dan temannya Rizqana.

BACA JUGA: Polisi Mesir Buru Tiga Perampok yang Tewaskan Mahasiswi Indonesia

"Grand Syekh Al-Azhar memberikan perhatian besar terhadap penanganan kasus ini. Beliau mendesak aparat kepolisian dapat segera menangkap dan mengadili pelaku," tegas Abdurrahman.

Pada Jumat (18/7) sore waktu Kairo, Abdurrahman Musa juga melakukan kunjungan ke asrama Putri Mahasiswi Al-Azhar. Dalam kesempatan ini ia kembali menyatakan komitmen Universitas Al Azhar agar kasus kriminal tersebut dapat tuntas secepatnya.

BACA JUGA: Tak Biasanya Gerda Naik Malaysia Airlines

"Mahasiswi asing adalah putri-putri kandung Al-Azhar dan berada dalam tanggung jawab Al-Azhar. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi kami," tegas Abdurrahman Musa.

Sementara itu, pengawas Asrama Mahasiswi Asing Universitas Al-Azhar (Madinat Al-Bu’uts Al-Islamiyyah) menyatakan akan memperketat peraturan keluar dan masuk asrama terutama pada malam hari. Para mahasiswi juga diminta agar lebih berhati-hati dan waspada saat berada di luar asrama.

Gusti Rahma Yeni, menghembuskan nafas terakhir setelah melompat dari angkutan umum yang ternyata berisikan komplotan perampok. Di bawah ancaman senjata tajam dan mobil yang melaju kencang, Gusti memilih untuk melompat. Kepalanya terpental aspal dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Sementara rekannya Rizqana, selamat namun mengalami luka-luka bekas sayatan pisau. Kasus ini masih ditangani aparat kepolisian setempat.

Seorang rekan korban, Chaeruddin mengatakan rencananya jenazah almarhumah Gusti akan dimakamkan di kampung halamannya di Padang Panjang, Sumatera Barat.

"Insha Allah jenazah akan dipulangkan segera ke tanah air," kata Chaeruddin pada JPNN.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kali Kehilangan Keluarga, di MH370 dan MH17


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler