jpnn.com - PALAS – Ulah ARH, kepala sekolah di salahsatu madrasah di Kabupaten Padang Lawas (Palas), sungguh keterlaluan. Dia melakukan pelecehan seksual kepada seorang guru perempuan, PH, di dalam kelas.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (18/3) siang. Saat itu, korban mengajak anak didiknya masuk kelas. Tiba-tiba ARH datang lalu mengusir murid-murid dari dalam kelas. Dia mengancam, jika ada yang tidak mau ke luar kelas, akan dibunuh. Mendengar ancaman tersebut, murid-murid berhamburan dari ruang kelas.
BACA JUGA: Seruduk Bus, Bapak-Anak Tewas, Dua Cucunya Selamat
"Seketika itu juga pelaku membekap mulut ibu guru dan memeluk serta mencium paksa pipi korban secara berulang-ulang. Ibu guru berinisial PH sempat meronta-ronta minta tolong kepada muridnya, tapi tetap tidak ada yang berani mendekat karena telah diancam,” ungkap Kapolsek Barumun AKP Huayan Harahap, seperti diberitakan Metro Siantar (grup JPNN) hari ini.
Akibat rontaan ibu guru yang terus menjerit, lanjut Kapolsek, murid-murid memberanikan diri beramai-ramai mendatangi ruang kelas mereka. Melihat kedatangan murid-murid yang tidak mengubris ancamannya, ARH kembali mengancam.
BACA JUGA: Terkumpul 116 Ribu Tanda Tangan Dukung Penutupan Kebun Binatang Surabaya
“Siapa yang mendekat ke mari, kubunuh! Ingat kamu semua.” Ancaman itu tetap tidak dipedulikan karena para murid ingin menolong guru kesayangan mereka. Akhirnya ARH melepaskan pelukannya dan meninggalkan korban.
Tetapi ketika hendak pulang, korban dicegat ARH di tengah jalan. Dan, lagi-lagi memberikan ancaman. “Kubunuh kau jika hal ini sampai ketahuan orang.” Ancam tersangka berulang-ulang kepada korban.
BACA JUGA: Satpol PP pun Diminta Dandan Biar Tak Terkesan Garang
“Namun, korban tetap melaporkan peristiwa pencabulan yang dilakukan ARH kepada polisi,” terang Kapolsek Barumun.
“Dan mendapat laporan tersebut, kita langsung melakukan penyelidikan dan meminta kesaksian murid-murid yang mengetahui peristiwa pencabulan tersebut. Saat ini sedang dalam proses pemeriksaan dan TSK belum kita tangkap, masih menunggu hasil pengakuan dari saksi-saksi,” tambah AKP Huayan.
Sementara itu, ARH, tidak bersedia memberikan keterangan. Tersangka yang sudah 2 tahun lebih menjadi guru honor dan merangkap sebagai kepala sekolah di madrasah itu, menolak memberikan keterangan kepada awak media.
Tersangka menolak untuk memberikan keterangan karena telah ada arahan dari saudaranya yang berada di Medan. “Semalam saya baru bertelepon sama adik saya makanya saya tidak ada yang percaya sama siapa saja. Tunggu dia datang baru saya beri keterangan. Kalau nanti saya kasih tahu mungkin dia (korban, red) sudah mempengaruhi murid-murid untuk bersaksi, makanya saya tidak percaya,” tandas ARH dari balik jeruji tahanan Polsek Barumun, Jumat (20/3), saat disambangi Metro Tabagsel (Grup JPNN).
Tersangka yang sudah menikah dan memiliki anak satu ini mengaku mantan orang jahat yang suka judi, minum dan main perempuan. Namun, setelah berpisah dari istrinya, dia mengaku tobat dan menjadi guru mengaji di sekolah madrasah tersebut sejak 2 tahun lalu.
“Biarlah saya di sini, tidak apa-apa, semalaman ini saya telah berfikir. Kita lihat saja nanti. Derita dibalas derita. Selama ini saya baik sama dia (korban, red), kalau dia mau minta ongkos saya kasih, tapi biarlah kita lihat saja. Tunggu lah adik saya, karena dia bilang tak usah kasih komentar apa-apa dulu sama siapa pun,” ucapnya berulang-ulang.
Sedangkan kakak korban, mengatakan, adiknya masih trauma atas kejadian itu. Apalagi korban hingga kini masih berada di dalam kamar. Keluarganya hanya berharap ada proses hukum terhadap kejadian itu.
Kanit Reskrim Polsek Barumum Ipda Eka Wahyudi membenarkan pihaknya kesulitan meminta keterangan dari pelaku. Sebab tidak mau beri keterangan. “Pelaku sampai sekarang belum mau kasih keterangan,” imbuh Kanit. (tan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang Citilink Beradu Mulut dengan Petugas di Juanda
Redaktur : Tim Redaksi