Permintaan seorang pencari suaka di pusat penahanan imigrasi Darwin untuk menjalani kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) diabaikan, meskipun menderita pendarahan anus.

Mohammed Nemati telah memesan prosedur itu ketika ia berada di tahanan Maribyrnong, negara bagain Victoria, pada bulan Juli, namun ia dipindahkan ke Pusat Penahanan Wickham Point, satu hari sebelum pemeriksaan itu dilaksanakan.

BACA JUGA: Tinggal Dekat Rel Kereta Api, Warga NSW Dapat Kompensasi Polusi Kebisingan

Pasangan Mohammed, penduduk Australia- Maree Johnson, mengatakan, sejak saat itu, ia diminta untuk menunggu tanpa batas waktu.


Pencari suaka asal Iran, Mohammed Nemati, difoto sebelum menjalani tahanan pada bulan Juni. (Foto: Maree Johnson)

BACA JUGA: Komitmen Perubahan Iklim Rendah, Australia Terancam Didepak dari Forum Negara Pasifik

Maree mengatakan, perawat di tahanan tak menanggap kondisinya serius dan perempuan ini khawatir akan kesehatan Mohammed dan dirinya sendiri.

"Pengobatan dan perawatan yang mereka beri kepada orang-orang ini adalah Panadol dan Nurofen. Saya sebenarnya menelepon dan sempat berbicara kepada seorang perawat yang agak kasar. Ia mengatakan kepada saya, 'Yah dia hanya harus menunggu',” ceritanya.

BACA JUGA: Australia Diminta Menerima Minimal 10.000 Pengungsi Ekstra Asal Suriah

Ia lantas menyambung, "Saya yakin, dokter manapun akan mengatakan bahwa penting untuk menjalani pemeriksaan dan melihat apa yang terjadi. Dalam kasus Mohammed, ia baru saja ditinggalkan."

Mohammed, yang berasal dari Iran, bertemu Maree di sebuah klub malam, lebih dari dua tahun yang lalu.

Mereka berencana untuk menikah dan mulai membangun rumah bersama di negara bagian Victoria, ketika Mohammed dijebloskan dalam tahanan imigrasi pada 30 Juni. Tiga minggu kemudian, ia dipindahkan ke Darwin.

"Yang kami inginkan adalah kehidupan yang damai dan sederhana di negeri ini. Saya hanya ingin Mohammed pulang. Saya ingin ia pulang ke rumah," pinta Maree.

Perempuan ini mengatakan, ia khawatir jika pendarahan anus pasangannya disebabkan riwayat kanker usus turun-temurun dalam keluarga.

"Turunan usus kanker ada di keluarganya. Pamannya dan sepupunya, keduanya, baru-baru ini harus menjalani kemoterapi dan operasi usus," ungkap Maree.

Permohonan bantuan belum dijawab

Maree menderita beberapa gangguan mental termasuk gangguan afektif bipolar, fobia sosial dan agoraphobia (ketakutan berada di tempat umum).

Sejak penahanan Mohammed, yang merupakan pasangannya dan perawatnya, Maree mengatakan, kesehatannya mulai memburuk dengan cepat.

"Saya mungkin sudah kehilangan sekitar delapan kilo sekarang. Saya tak banyak keluar. Saya hanya pergi ke rumah ibu, sedikit belanja, itu saja ... Saya hanya tinggal di rumah dan tak tidur,” tuturnya.

"Orang-orang yang terjebak di sana, mereka menderita, sungguh menderita ... Saya menderita di sini dan ini adalah rumah saya," tambahnya.

Psikiater Maree, Dr Manoj Kumar, telah mengirimkan sejumlah surat kepada Departemen Perlindungan Imigrasi dan Perbatasan mendukung pengajuan Maree yang memohon adanya intervensi menteri.

Maree mengatakan, ia kecewa surat itu belum dijawab.

"Belum ada balasan apapun. Surat-suratnya diabaikan begitu saja dan benar-benar diabaikan," sebutnya.

Seorang juru bicara untuk Jaringan Dukungan dan Advokasi Pencari Suaka di Darwin (DASSAN) mengatakan, sementara pihaknya tak bisa mengomentari kasus individual, merupakan ha; yang tak biasa bagi tahanan untuk mengeluh bahwa kesehatan mereka diabaikan.

"Ini hampir terjadi tiap minggu, jika tak lebih dari sekali per minggu, kami dilapori tentang orang-orang yang benar-benar khawatir tentang kesehatan mereka dan apakah perawatan kesehatan mereka diperhatikan," jelas Natasha Blucher.

Ia mengatakan, hal yang tak biasa bagi tahanan untuk dipindahkan sebelum menerima perawatan yang sudah lama ditunggu-tunggu.

"Ini adalah sesuatu yang dilaporkan secara rutin kepada kami oleh pencari suaka ... sehingga tampaknya bagi kami, urusan operasional menjadi lebih penting ketimbang perawatan kesehatan tahanan dalam beberapa kasus," utara Natasha.

Departemen Imigrasi menolak untuk mengomentari kasus ini tetapi telah mengeluarkan pernyataan tentang tingkat pelayanan kesehatan yang tersedia bagi tahanan.

"Semua tahanan memiliki akses ke perawatan kesehatan yang diperlukan saat berada di tahanan. Standar perawatan kesehatan itu sebanding dengan perawatan yang tersedia untuk masyarakat Australia lainnya," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu di Adelaide Ini Berhasil Evakuasi 5 Anaknya dari Kebakaran Rumah

Berita Terkait