Presiden Komisi Hak Asasi Manusia, Gillian Triggs, mengatakan, Australia wajib mengambil setidaknya 10.000 pengungsi tambahan dari Suriah.
Perempuan ini juga telah memperingatkan Pemerintah Australia bahwa bergabung dengan kampanye pemboman di Suriah hanya akan meningkatkan krisis pengungsi.
BACA JUGA: Ibu di Adelaide Ini Berhasil Evakuasi 5 Anaknya dari Kebakaran Rumah
Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, telah mengunjungi Jenewa bertemu dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) guna membahas krisis pengungsi Suriah, sementara di dalam negeri, terjadi perdebatan politik sengit dalam tubuh pemerintah tentang pengungsi seperti apa yang seharusnya datang ke Australia dan berapa banyak.
Gillian Triggs memperingatkan, bergabung dengan kampanye pengeboman di Suriah hanya akan meningkatkan krisis pengungsi. (Foto: AAP, Alan Porritt)
BACA JUGA: Jadi Caleg di Australia Barat, Tersangka Pencuri Kini Buron
Profesor Gillian mengatakan, Pemerintah Australia memiliki tanggung jawab di bawah Konvensi Pengungsi untuk memberikan perlindungan kepada mereka yang melarikan diri dari penganiayaan, konflik dan kematian.
"Ini adalah kewajiban umum, ini bukan spesifik dalam artian bisa mengambil sejumlah orang saja," sebutnya.
BACA JUGA: Manula Asal Singapura Diadili di Perth Karena Bawa Sabu-sabu
Ia menerangkan, "Dalam konteks Eropa, kami jelas memiliki kewajiban untuk merespon dengan cara yang manusiawi dan untuk mengambil pengungsi, jadi saya pikir, kunjungan Menteri Dutton ke Komisaris Tinggi untuk Pengungsi di Jenewa adalah langkah yang sangat penting, karena saya pikir, diskusi itu harus mengarah pada jumlah tertentu yang harus diambil oleh Australia."
Sementara Pemerintah Australia sendiri telah mengatakan, pihaknya mungkin mengambil sejumlah pengungsi ekstra asal Suriah tetapi itu akan terjadi dengan mengorbankan porsi pengungsi dari negara lain.
Profesor Gillian mengatakan, walau sulit untuk menyebut jumlah tepat dari pengungsi yang seharusnya diterima Australia, hal itu harus secara signifikan melampaui 13.750 jiwa yang Australia terima setiap tahunnya.
"Saya pikir jumlah itu harus meningkat secara signifikan dan saya berpikir, itu akan meningkat dengan kemurahan hati dari kebanyakan orang Australia," harapnya.
Profesor Gillian setuju dengan Menteri Utama New South Wales, Mike Baird, bahwa Australia harus menerima lebih dari 10.000 orang Suriah, dan mengindikasikan bahwa jumlah itu mungkin bisa lebih tinggi.
"Berapa yang bisa kita cukup serap? Berapa biayanya? Apa saja logistiknya? Apa saja kebutuhan pengungsi?" ujar sang Profesor.
Ia menerangkan, "Seperti yang Anda mungkin tahu, sebagian besar pengungsi sebenarnya ingin pulang dan mungkin beberapa dari mereka ingin berlindung sementara, beberapa ingin lebih dari itu karena mereka adalah kelompok minoritas yang telah dianiaya.”
"Jadi ada yang harus mengambil pendekatan individu ke para pengungsi ini, tapi cukup tepat bagi pemerintah untuk melihat apa yang bisa mereka serap, dan respon manusiawi seperti apa yang ada dalam pandangan Komisaris Tinggi untuk Pengungsi," sambungnya.
Pada (8/9), Pemerintah Australia juga membahas apakah pihaknya akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam membombardir kelompok ISIS di Suriah, tetapi Profesor Gillian memperingatkan, hal tersebut hanya akan meningkatkan krisis pengungsi.
"Kita tahu bahwa [kampanye pengeboman] itu sebenarnya membunuh lebih banyak warga sipil daripada target yang diincar, mereka sangat berbahaya dan mereka menyebabkan kepanikan warga sipil sehingga meninggalkan rumah mereka, yang kemudian menciptakan putaran pengungsi," jelasnya.
Ia berpendapat, "Jadi saya pikir, kita perlu mempertimbangkan ini dengan sangat serius, sebelum memulai intervensi militer lebih lanjut, terutama intervensi melalui kampanye pengeboman."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Melbourne Mendukung Seniman Baru Lewat Galeri Bawah Tanah