jpnn.com, CIANJUR - Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengatakan lima alat pendeteksi Tsunami Early Warning System (TEWS) yang terpasang di laut selatan Cianjur sudah tidak berfungsi karena rusak akibat dimakan usia dan cuaca, sejak empat tahun terakhir.
Alat pendeteksi tsunami yang dipasang sejak beberapa tahun lalu oleh BNPB yang terpasang di tiga pantai di tiga kecamatan di wilayah selatan yaitu Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta.
BACA JUGA: Awas, Ada Ancaman Tsunami Setinggi 28 Meter di Daerah ini, Antisipasi!
"Alat tersebut sudah terpasang beberapa tahun yang lalu, namun sejak empat tahun terakhir sudah rusak dan tidak berfungsi. Kami tidak dapat melakukan perbaikan karena milik BNPB," kata Rudi Wibowo di Cianjur, Rabu.
Dia menjelaskan rusaknya alat tersebut karena lapuk dimakan usia dan faktor cuaca, sehingga tidak dapat berfungsi.
BACA JUGA: Pria Bertato di Punggung Ditemukan Tewas, Diduga Dianiaya, Ada yang Kenal?
BPBD telah melaporkan hal tersebut, hingga saat ini, belum ada perbaikan atau jawaban pasti dari BNPB kapan alat pendeteksi tsunami akan diperbaiki.
"Kami hanya melakukan pengawasan terhadap alat deteksi yang disediakan BNPB. Sejak alat dipasang di pantai selatan Cianjur, tidak disertai dengan serah terima, sehingga kami tidak tahu harus berbuat apa, meski alat pendeteksi tsunami sangat dibutuhkan," katanya.
Rudi mengatakan tidak hanya di Cianjur rusaknya alat alat pendeteksi dini tsunami, tetapi juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Sehingga untuk antisipasi tsunami, pihaknya telah memasang rambu jalur evakuasi dan tengah melalukan edukasi mitigasi kebencanaan di daerah rawan terjadinya bencana tsunami di pantai selatan Cianjur.
"Imbauan waspada tetap kami gencarkan, terlebih warga di pesisir sudah jeli membaca tanda alam dan diminta untuk mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana termasuk tsunami. Kami juga siagakan relawan untuk memantau dan mengawasi situasi di pesisir, " kata Rudi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti