Algojo ISIS Penggal Korban Keempat

Korban Relawan Kemanusiaan Asal Inggris

Minggu, 05 Oktober 2014 – 08:43 WIB

jpnn.com - LONDON – Asa keluarga Alan Henning, 47, agar pekerja sosial itu dibebaskan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pupus. Sebab, Jumat malam (3/10) ISIS mengunggah video pemenggalan pria Inggris tersebut di YouTube.

Henning adalah orang keempat yang dipenggal ISIS. Korban sebelumnya merupakan jurnalis Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Sotloff. Korban lain sebelum Henning adalah relawan Inggris David Haines.

BACA JUGA: Kentang Tumbuh di Miss V

Banyak pihak yang menganggap video itu asli. Termasuk Pemerintah AS. Seperti korban-korban pemenggalan sebelumnya, Alan Henning memakai jumpsuit oranye dalam posisi berlutut. Anggota ISIS bertopeng berada di sampingnya.

Di awal video yang berjudul Another Message to America and its Allies (pesan lain pada Amerika dan sekutu-sekutunya, Red) tersebut, Henning sepertinya diminta membaca tulisan yang sudah disediakan di depannya sebelum dibunuh.

BACA JUGA: Dinikahi Pendeta, Noriko Siap Tanggalkan Gelar Bangsawan

’’Karena keputusan parlemen kami untuk menyerang ISIS, saya, sebagai warga Inggris, kini akan membayar harga dari keputusan itu,’’ ujar Henning yang tampak lebih kurus tersebut.

Sopir taksi asal Salford, Inggris, tersebut diculik Desember tahun lalu saat ikut menjadi sukarelawan di Syria.

BACA JUGA: Israel Berang AS Tidak Mendukung

Algojo pria di sebelah Henning kemudian melanjutkan pernyataan bahwa pemenggalan itu adalah kesalahan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dan Parlemen Inggris.

’’Darah David Haines (yang dipenggal sebelumnya, Red) adalah kesalahanmu, Cameron. Alan Henning juga akan dipenggal, tetapi darah yang mengucur darinya adalah kesalahan Parlemen Inggris,’’ cetus algojo yang suaranya beraksen Inggris tersebut.

Di bagian akhir video yang berdurasi 1 menit 11 detik itu, ISIS menunjukkan Henning  yang sudah dipenggal dengan kepala menggantung ke belakang dan menempel di punggungnya.

Setelah itu mereka memperlihatkan sosok pria yang bakal menjadi korban berikutnya. Dia diketahui bernama Peter Edward Kassig, 26, mantan tentara AS yang pernah bertugas di Iraq.

Kassig keluar dari militer karena ada alasan kesehatan dan kemudian menjadi sukarelawan di Syria. Dia diculik ISIS pada 1 Oktober 2013 saat menjadi sukarelawan di Kota Deir al-Zor, Syria. Selama ditahan ISIS, Kassiq memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Rahman.

Video pemenggalan Alan Henning itu memang hanya berjarak beberapa hari dari keputusan Parlemen Inggris yang menyetujui aksi militer untuk melawan ISIS. Inggris bahkan mengirimkan jet-jet tempur dari Royal Air Force untuk menyerang ISIS di Syria.

Di sisi lain, peneliti yang memonitor website milik ISIS, SITE Intelligence Group, mengungkapkan bahwa si algojo ISIS tersebut kemungkinan besar sama dengan sebelumnya. Itu dibuktikan dengan suara mereka yang sangat mirip.

Menanggapi video tersebut, Cameron menuturkan bahwa pembunuhan yang dilakukan ISIS itu sangat brutal dan hanya menunjukkan betapa biadab dan menjijikkannya mereka. Cameron juga menyatakan belasungkawa kepada anak-anak dan istri Henning, Barbara.

Sebelum aksi pemenggalan tersebut dilakukan, Barbara berulang kali memohon agar ISIS melepaskan suaminya.

’’Alan pergi ke Syria untuk membantu orang dari berbagai keyakinan agar mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk memburu para pembunuh ini dan membawa mereka untuk diadili,’’ tegas politikus Partai Konservatif itu.

Presiden AS Barack Obama juga ikut mengutuk tindakan barbar ISIS. Dia bahkan berjanji menyeret ISIS ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

’’Bersama teman kami Inggris dan para sekutu, kami akan bekerja untuk membawa pelaku pembunuhan Alan Henning. Termasuk pembunuh Jim Foley, Steven Sotloff, serta David Haines ke pengadilan,’’ tandasnya. (Reuters/AFP/The Wall Street Journal/c20/sha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Kecolongan, Direktur Secret Service Mundur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler