Algoritme Kapan Harus Ngopi

Kamis, 16 Agustus 2018 – 11:05 WIB
Barista sedang meracik kopi. Foto: REUTERS

jpnn.com - Para peneliti yang bekerja untuk tentara AS telah mengetahui seberapa banyak kopi harus dikonsumsi dan kapan untuk kewaspadaan puncak.

Kopi adalah stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan sangat mirip dengan kita semua, tentara menggunakannya guna memastikan mereka waspada dan bekerja efisien.

BACA JUGA: Jangan Sepelekan Penyakit Asma pada Anak

Namun pengaturan waktu konsumsi kopi sangat penting untuk kinerja puncak - minumlah terlalu dini dan efeknya akan berkurang, terlambat dan Anda akan terjaga sepanjang malam.

Namun, sekarang, Lembaga Penelitian dan Aplikasi Perangkat Lunak Komputasi Perangkat Lunak Kinerja Tinggi dari Badan Militer AS (BHSAI/ the US army’s Medical Research and Materiel Command’s Biotechnology High Performance Computing Software Applications Institute) telah mengembangkan algoritme yang bisa memberikan solusi.

BACA JUGA: Ketahui 5 Tanda Kulit Alami Dehidrasi

Dalam aplikasi yang akan segera dirilis disebut 2B-Alert, anggota masyarakat akan bisa mengambil tes dan memasukkan tidur dan data asupan kafein, mereka kemudian akan menerima "jadwal tidur dan kafein" untuk membantu "mengoptimalkan kinerja" di masa depan.

Para peneliti berharap aplikasi ini akan berguna bagi para siswa yang mempersiapkan ujian, pilot, pengemudi truk dan siapa saja yang berencana untuk melakukan suatu kegiatan di mana mereka akan perlu melakukan pada tingkat kognitif puncak selama periode waktu tertentu.

BACA JUGA: Email Pekerjaan Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anda

"Kami menemukan bahwa dengan menggunakan algoritme kami, menentukan kapan dan berapa banyak kafein yang harus dikonsumsi suatu subjek, kami bisa meningkatkan kewaspadaan hingga 64 persen, sambil mengonsumsi jumlah kafein yang sama," kata peneliti utama dan penulis senior, Jaques Reifman, PhD, seperti dilansir Independent.co.uk, Rabu (15/8).

"Atau, subjek bisa mengurangi konsumsi kafein hingga 65 persen dan masih mencapai peningkatan yang setara dalam kewaspadaan," tambah Reifman.

Algoritme ini dibuat dengan menilai strategi pemberian dosis dalam empat studi sebelumnya yang diterbitkan pada gangguan tidur.

Dengan melakukan itu, para peneliti mampu mengidentifikasi strategi yang akan meningkatkan kinerja neurobehavioural atau mengurangi konsumsi kafein.

"Algoritma kami adalah alat kuantitatif pertama yang menyediakan panduan yang disesuaikan secara otomatis untuk pemberian kafein yang aman dan efektif untuk memaksimalkan kewaspadaan pada saat-saat paling dibutuhkan selama kondisi kehilangan tidur," pungkas Reifman.

Namun aplikasi ini tidak akan mempertimbangkan kualitas kopi yang Anda konsumsi, dengan biji kopi yang lebih terkontaminasi atau tercemar (lebih murah) umumnya memberikan lebih cepat kerusakan dibandingkan dengan biji kopi yang berkualitas tinggi. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Cara Makan dan Berolahraga ala Atlet


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler