jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Tri Rismaharini bersama jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 8 Surabaya kemarin (23/11) secara resmi membuka rangkaian bantalan rel. Pada hari pertama pembukaan, setidaknya kepadatan lalu lintas di area langganan macet itu terlihat berkurang.
Setelah meresmikan operasional bantalan rel tersebut, Risma mengucapkan terima kasih atas dukungan PT KAI Daop 8. Terutama dalam konsultasi bahan bantalan rel yang memakan waktu lelang hingga berbulan-bulan. ''Agak lama karena sebetulnya ini jalan (wewenang) pemerintah pusat. Saya minta bantuan KAI agar bisa diproses,'' ujarnya kemarin.
Risma menjelaskan, sejatinya lintasan sebidang tidak diperbolehkan dalam undang-undang. Lintasan yang ada pun sebisanya diganti dengan overpass atau underpass agar tidak bersinggungan langsung antara rel dan jalan. Namun, untuk ruas Jalan Wonokromo, pembangunan jalan tidak sebidang lebih rumit. Pelebaran lintasan dengan menggunakan bantalan rel pun dipilih sebagai solusi.
Hal tersebut diamini Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop 8 Suryawan Putra Hia. Dia menjelaskan, penambahan lebar lintasan tersebut disetujui Ditjen Perkeretaapian karena bersifat mendesak. ''Lintasan ini darurat karena lalu lintasnya juga semakin crowded,'' paparnya.
Dengan dibukanya tambahan bantalan rel Wonokromo, dia mengimbau pengendara agar semakin berhati-hati. Lancarnya lalu lintas jangan sampai membuat pengendara lengah ketika kereta api hendak lewat.
Ruas jalan tersebut memang terasa semakin lengang. Dari lebar semula hanya 11 meter kini bertambah menjadi total 17 meter. Dinas perhubungan tengah menyiapkan rekayasa lalu lintas baru untuk mengantisipasi kepadatan di sekitar jalan itu.
Pasca dibukanya bantalan rel tersebut, kepadatan diperkirakan berpindah di sekitar depan RSI A.Yani. Sebab, ruas jalan itu belum dilebarkan untuk lanjutan FR barat hingga Jembatan Wonokromo. Kepadatan masih ditambah ekor antrean kendaraan yang melintasi bawah Jembatan Mayangkara menuju ke Jalan Stasiun Wonokromo.
Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajat menyatakan bakal ada pengaturan baru untuk durasi traffic light (TL). Ketika antrean kendaraan sudah mencapai depan RSI, lampu sebelum rel berubah merah. Diupayakan ada pembatasan antrean kendaraan dari selatan. ''Kami atur durasi waktunya supaya ekornya tidak sampai menyentuh rel,'' jelas Irvan.
Menurut dia, meski ada kemungkinan simpul kemacetan baru, dibukanya bantalan rel itu banyak menurunkan kepadatan kendaraan di FR. ''Jelas mengurangi. Dari sebelumnya hanya empat lajur jadi enam lajur. Paling tidak kemacetan berkurang 50 persen,'' lanjutnya. Kecuali jika ada kereta api lewat. Irvan mencatat, frekuensi lewatnya kereta api di single track tersebut mencapai 70 kali sehari. Belum terhitung tambahan saat musim liburan.
Sementara itu, pemkot juga akan memulai pengerjaan lanjutan FR barat setelah RSI. Tujuannya, kepadatan di sekitar bottle neck tersebut tidak berkepanjangan. Pemkot sudah berkoordinasi dengan PT KAI Daop 8 untuk penggunaan tanah yang sebagian milik KAI tersebut. ''Mungkin nanti sistemnya dipinjamkan dengan nilai nol,'' jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati kemarin.
Sejumlah persil di sekitar Wonokromo itu pun akan ditertibkan. Beberapa di antaranya dimulai Senin (26/11). Namun, Erna menerangkan bahwa warga menolak penertiban dengan alat berat. Jadi, pembongkaran dilakukan secara manual. ''Warga nggak mau pakai alat berat. Nanti kami turunkan satgas untuk bongkar satu per satu,'' lanjutnya. Pemkot menargetkan lahan tersebut bersih pada awal 2019 untuk pembangunan lanjutan FR barat. (deb/c15/ady)
BACA JUGA: Alhamdulillah Jalan KH SyafiI Dilebarkan jadi 7 Meter
BACA ARTIKEL LAINNYA... KAI Daop 1 Jakarta Tertibkan Petak Jalan Bandan dan Angke
Redaktur : Tim Redaksi