jpnn.com - NEW YORK - Pembahasan penting berlangsung di markas utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, New York County, Negara Bagian New York, kemarin (10/9). Majelis Umum mempertimbangkan izin pengibaran bendera bagi anggota PBB yang secara de facto belum atau bukan negara. Yakni, Palestina dan Vatikan.
Tepat pukul 15.00 waktu setempat, 193 negara anggota PBB menggelar pemungutan suara. Sebagian besar di antaranya jelas mendukung draf resolusi untuk Palestina. Sekali lagi, PBB bakal menunjukkan dukungannya bagi Palestina. Tepatnya, bagi kelahiran negara Palestina. ''Semua ini hanya bersifat simbolis. Tapi, setidaknya, kami sudah lebih dekat pada tujuan,'' kata Riyad Mansour.
BACA JUGA: Petisi Ini Desak AS Bertanggung Jawab soal Pengungsi Syria
Politikus yang dipercaya menjadi wakil Palestina di PBB itu optimistis Palestina akan segera mencapai cita-citanya untuk merdeka. Yakni, dengan menjadi sebuah negara yang berdaulat. Jika Majelis Umum menyepakati draf resolusi tersebut, dalam waktu dekat, bendera Palestina akan berkibar di halaman markas besar PBB di kawasan Turtle Bay, sejajar dengan bendera negara-negara lain.
Menurut Mansour, PBB mempunyai waktu maksimal 20 hari untuk menerapkan keputusan Majelis Umum tersebut. Dengan demikian, saat Mahmud Abbas berkunjung ke markas besar PBB pada akhir September nanti, dia bakal menyaksikan bendera Palestina berkibar di sana. Selain Palestina, bendera Vatikan akan berkibar di antara bendera-bendera negara anggota PBB.
BACA JUGA: NGERI... Badai Pasir Tebal Melanda Timur Tengah Tewaskan 8 Orang
Bagi Mansour dan rakyat Palestina, berkibarnya bendera kebanggaan mereka di markas besar PBB adalah hal yang sangat penting. Izin PBB bagi pemerintahan Mahmud Abbas untuk mengibarkan bendera Palestina di Turtle Bay menjadi pembuktian bagi rakyat Palestina bahwa harapan mereka tidak sia-sia. Itu berarti dunia internasional, khususnya PBB, jelas mendukung lahirnya negara Palestina.
''Segala sesuatunya menjadi kabur dan kelam bagi Palestina. Proses politik sudah berakhir dan (Jalur) Gaza tercekik. Resolusi tentang bendera ini ibarat nyala lilin yang akan terus menjaga harapan rakyat Palestina,'' jelas Mansour. Selain PBB, Vatikan menjadi faktor penting. Dukungan Vatikan terhadap pembentukan negara Palestina menginspirasi negara-negara Eropa untuk memberi dukungan yang sama.
BACA JUGA: Ratu Elizabeth Pemerintah yang Paling Lama Bertakhta
Hingga menjelang pertemuan kemarin, Eropa masih terbelah. Beberapa negara terang-terangan mendukung draf resolusi tentang pengibaran bendera Palestina tersebut. Tetapi, beberapa yang lain menolak. Sementara itu, sebagian lagi ragu-ragu. Selain Israel, Amerika Serikat (AS) telah mengisyaratkan penolakannya terhadap draf resolusi tersebut. Washington berharap negara-negara sekutunya bersikap sama.
''Ini pembajakan terang-terangan oleh Palestina,'' kritik Ron Prosor, duta besar Israel untuk PBB. Sejak awal pekan, dia berkoar tentang kecurangan Palestina. Dia menganggap Palestina hanya memanfaatkan PBB. Maka, dia mengimbau Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Presiden Majelis Umum Ron Kutesa untuk menjegal Palestina. Dia bersikukuh hanya negara anggota yang boleh mengibarkan bendera di markas besar PBB. (AP/AFP/hep/c20/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesulap Ekstrem Ini Nyaris Tewas saat Dikubur Hidup-Hidup
Redaktur : Tim Redaksi