jpnn.com, JAKARTA - Para petinggi Israel dan Palestina berkomitmen memperdalam hubungan di antara mereka dan mengurangi ketegangan setelah kedua pihak berunding dalam pertemuan di Aqaba, Yordania, Minggu (26/2).
Pertemuan yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Yordania dalam upaya untuk menurunkan tensi konflik menjelang datangnya bulan suci Ramadan itu menghasilkan pernyataan bersama yang bersisi delapan poin.
BACA JUGA: Bertemu di Yordania, Menaker Ida Tawarkan Kerja Sama Ini ke Menteri Perburuhan Palestina
Dalam pernyataan tersebut, Israel dan Palestina bertekad melakukan deeskalasi konflik dan mencegah kekerasan berlanjut, demikian keterangan Departemen Luar Negeri AS dalam lamannya.
Israel juga menyatakan komitmen berhenti membahas pendirian unit permukiman baru di Tepi Barat selama empat bulan dan berhenti menguasai pos-pos terdepan selama enam bulan.
BACA JUGA: Terima Kunjungan Dubes Palestina, Menaker Ida: Indonesia Dukung Tercipta Kerja Layak
Israel, Palestina, AS, Yordania, dan Mesir mengakui pentingnya menegakkan status quo bersejarah yang tidak berubah di tempat-tempat suci di Yerusalem, tidak hanya secara lisan, tetapi juga tindakan.
Mereka juga sepakat mengambil langkah-langkah yang dapat membangun kepercayaan dan memperkuat rasa saling percaya dalam mengatasi berbagai masalah yang belum terselesaikan melalui dialog langsung.
BACA JUGA: Penembakan Lagi di Yerusalem, Bocah Palestina Sergap Rombongan Yahudi, Banjir Darah
"Yordania, Mesir, dan AS melihat kesepahaman ini sebagai kemajuan besar guna membangun kembali dan memperdalam hubungan antara kedua belah pihak, dan berkomitmen untuk membantu dan memfasilitasi pelaksanaannya sebagaimana mestinya," kata Deplu AS.
Setelah pertemuan itu, seluruh pihak sepakatmelanjutkan pertemuan serupa untuk menjaga momentum positif dan memperluas kesepakatan menuju proses politik yang lebih luas demi menciptakan perdamaian yang adil dan abadi.
Israel makin intensif melancarkan serangan di Tepi Barat.
Lebih dari 150 warga Palestina dan lebih dari 20 warga Israel terbunuh di Tepi Barat dan Israel selama 2022. Ini adalah jumlah korban tewas paling besar dalam beberapa tahun, kata PBB.
Menurut laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sepanjang 2023, setidaknya 44 warga Palestina terbunuh akibat serangan tentara Israel dan 11 warga Israel tewas dalam serangan Palestina. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif