Ali Kalora Sudah Tewas, TNI Buru 4 DPO Teroris MIT di Poso

Selasa, 21 September 2021 – 18:41 WIB
Prajurit TNI dari Koopsgabsus Tricakti saat mengevakuasi dua jenazah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (14/7/2021). Foto: ANTARA/HO-Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Setelah menembak mati pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso Ali Kalora, Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI saat ini memburu empat orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Empat teroris yang masih dikejar, yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Panjang alias Ahmad Gazali.

BACA JUGA: Peristiwa yang Dialami Santri Sangat Mengerikan

"Saat ini tinggal empat DPO teroris yang tersisa (dari total sebelas teroris)," kata Panglima Koopsgabsus Tricakti TNI Mayjen Richard TH.Tampubolon sebagaimana dikutip dari siaran resmi Koopsgabsus Tricakti TNI yang diterima di Jakarta, Selasa.

Koopsgabsus Tricakti TNI telah memburu sebelas teroris anggota MIT sejak Januari 2021 di Poso, Parimo, dan Sigi. Tiga daerah itu seluruhnya berada di Sulawesi Tengah.

BACA JUGA: Selebgram Cantik Live Tanpa Busana, Penikmatnya ABG hingga Om-Om

"Askar dan Nae (anggota MIT) yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat, sementara Suhardin dan Ahmad Panjang berasal dari Poso, Sulawesi Tengah," kata Tim Analis Koopsgabsus Tricakti TNI Kolonel Inf Henri Mahyudi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Operasi pengejaran teroris itu aktif setelah MIT menyerang dan membunuh empat warga sipil di Desa Lemban Tongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, pada 27 November 2020.

BACA JUGA: Satgas Madago Raya Tembak Mati Pimpinan Teroris Poso Ali Kalora

Dalam waktu sekitar 9 bulan sejak resmi beroperasi, Koopsgabsus Tricakti TNI bersama Satgas Madago Raya berhasil menundukkan tujuh teroris MIT.

Dua dari tujuh teroris yang ditundukkan oleh TNI dan Polri itu merupakan tokoh-tokoh sentral MIT, yaitu Qatar dan Ali Kalora.

Tim Chandraca 5 Koopsgabsus Tricakti TNI dan Satgas Mandago Raya pertama kali memetakan tempat persembunyian Kelompok Ali Kalora pada tanggal 2 Februari 2021.

Namun, kelompok itu berhasil melarikan diri sesaat sebelum tim gabungan TNI dan Polri tiba di lokasi.

Walaupun demikian, aparat menyita berbagai perlengkapan milik Ali Kalora di tempat itu.

Sekitar sebulan kemudian, Tim Chandraca 2 terlibat adu tembak dengan Kelompok Ali Kalora dan tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumato, Desa Tambarana, Poso, pada tanggal 1 Maret 2021. Kelompok Ali Kalora sempat melempar bom rakitan dan bom lontong ke arah prajurit TNI.

Dalam baku tembak itu, dua teroris MIT, yaitu Irul alias Khairul dan Alvin alias Samil, tewas, sementara Ali Kalora kena tembak di kaki.

Ali Kalora dan Jaka Ramadan pun melompat ke jurang dan melarikan diri dari kejaran aparat.

Beberapa bulan setelahnya, 11 Juli 2021, Tim Tricakti 3 Koopsgabsus TNI menundukkan Qatar dan Rukli. Dua teroris itu tewas dalam operasi senyap yang dilakukan oleh TNI di wilayah perbukitan dan pedalaman hutan di Tokasa, Tanalanto, Kabupaten Parimo.

Tim Analis Koopsgabsus TNI menyebut Qatar merupakan eksekutor utama teroris di Poso.

"Dia dipanggil Amir atau pimpinan dalam jaringan kelompok teroris tersebut," kata Tim Analis.

Qatar dan Ali Kalora membentuk dua kelompok berbeda selama masa pengejaran karena ada dugaan perpecahan di internal MIT.

Enam hari setelah operasi di Tokasa, Satgas Madago Raya TNI dan Polri menembak mati Abu Alim, yang sempat loncat ke jurang untuk melarikan diri.

Abu Alim disergap oleh aparat di Batutiga, Torue, Parimo, pada 17 Juli 2021.

Terakhir, pasukan TNI dan Polri pada tanggal 18 Juli 2021 juga memastikan Ali Kalora dan Jaka Ramadan tewas tertembak di Dusun Astina, Balinggi, Parimo. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler