Ali Ngabalin Merespons soal Tak Dipanggil Prabowo ke Kertanegara, Kutip Surah At-Taubah

Jumat, 18 Oktober 2024 – 09:17 WIB
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin merespons pertanyaan soal dirinya tidak ikut dipanggil Presiden terpilih Prabowo Subianto ke kediaman pribadi ketum Partai Gerindra itu di Kertanegara, Jakarta Selatan.

Sebelumnya Prabowo memanggil ratusan tokoh politik, pemuka agama, akademisi, seniman hingga pengusaha untuk membantunya dalam kabinet pemerintahan mendatang.

BACA JUGA: Ungkap Dosa-Dosa Ipda Rudy Soik, Polda NTT: Tak Layak Dipertahankan

Ali Mochtar Ngabalin menanggapi Fadli Zon yang menyindir Presiden Jokowi. Ilustrasi. Foto: M Fathra Nazrul Islam/dok.JPNN

Namun, dari ratusan orang yang dipanggil, Ngabalin tidak termasuk. Bagaimana nasib Ngabalin di kabinet Prabowo juga sempat menjadi pertanyaan sejumlah netizen di media sosial X.

BACA JUGA: Disindir Mahfud, Ali Mochtar Ngabalin: Saya Kerja Duluan Bareng Pak Jokowi

Nah, saat dihubungi JPNN.com melalui sambungan telepon, Jumat (18/10/2024) pagi, Ali Ngabalin menyampaikan beberapa hal.

"Jadi, dalam situasi begini tuh, kan, semua orang berharap, pak. Orang pasti berharap. Berharap itu, kan, orang mengukur diri," ucap Ngabalin.

BACA JUGA: Hasto Akan Raih Gelar Doktor Lagi, Disertasinya soal Ketahanan PDIP Pascaputusan MK Untungkan Gibran bin Jokowi

Pria yang menamatkan pendidikan pascasarjana bidang Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), itu pun menjelaskan apa yang dimaksud mengukur diri, yakni soal kepantasan.

"Mengukur diri itu, sesuatu yang apa istilahnya, saya punya istilah, yang paling sering saya kemukakan itu, mengukur diri itu, kan, terkait kepantasan. Toh, pantas," lanjutnya.

Kemudian, katanya, orang juga harus percaya sama dirinya. Percaya diri sebuah keharusan.

"Ikhtiar bagi orang-orang beriman, itu wajib. Soal bagaimana hasilnya, bagaimana takdir itu bukan urusan manusia, urusan langit itu," tutur politikus kelahiran Fakfak, Papua Barat itu.

Selain itu, Ngabalin menyebut yang banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah orang menaruh pengharapan kepada sesama makhluk sehingga berujung kekecewaan.

"Akan tetapi kalau kita menaruh pengharapan kepada Allah SWT atas semua takdir yang terjadi, maka kita happy saja. Itu satu," ujarnya.

Yang kedua, kata Ngabalin, hal yang juga tidak lepas dari perilaku manusia, ketika apa yang dipikir, apa yang direncanakan, apa yang diikhtiarkan belum terpenuhi, maka bukan tujuannya yang berubah, melainkan planing-nya yang harus diubah.

"Itu perilaku-perilaku manusia yang punya peradaban," kata anggota DPR periode 2004-2009 itu.

Ngabalin Berterima Kasih kepada Netizen

Ali Ngabalin juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, terutama warganet alias netizen di media sosial terkait pro kontra terhadap dirinya.

"Saya tentu berterima kasih kepada teman-teman, kepada netizen, ada pro kontra. Ada yang berharap Abang Ali diikutsertakan, kemudian ada yang kontra juga biasa saja di alam demokrasi, di alam medsos yang begini hebat," tuturnya.

Menurut Ngabalin, pro dan kontra itu sesuatu yang biasa saja. Dia pun mengaku tidak bisa menilai diri sendiri terkait yang dilakukan selama ini.

"Yang menilai orang lain, tetapi menurut Surah At-Taubah 105; bekerjalah kamu, beramallah kamu, nanti Allah, Rasul, dan orang-orang akan menilai kamu. Jadi, happy-happy saja," kata Ngabalin.

Ngabalin Ingat Pesan Mohammad Natsir

Dalam perbincangan melalui sambungan telepon itu, Ngabalin juga teringat pesan Perdana Menteri Indonesia 1950-1951 Mohammad Natsir.

Menurut Ngabalin, Natsir saat menjadi ketua dewan dakwah Rabitah Alam Islami pernah berkata; kalau ditanya kepada kamu tentang dua hal, peran yang kamu perlu atau posisi yang kamu inginkan?

"Kata Pak Natsir, ingat, apa pun posisimu, tetapi jauh lebih penting adalah peranmu. Tetapi kalau kau nanti suatu waktu ditakdirkan memiliki posisi, maka kau harus berperan dengan baik. Sampai sekarang saya masih ingat," tutur Ngabalin.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler