Aliansi Pelajar Surabaya Tolak KBM Daring

Selasa, 29 Juni 2021 – 19:51 WIB
Anak sekolah daring. Foto: FFI

jpnn.com, SURABAYA - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tahun ajaran 2021/2022 mendapat penolakan dari Aliansi Pelajar Surabaya

Padahal, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mengizinkan PTM terbatas pada kecamatan dengan status zonasi hijau dan kuning. Untuk zona oranye tetap melaksanakan pembelajaran secara daring. 

Ketua Aliansi Pelajar Surabaya Mirza Akmal Putra menyerukan penolakan pembelajaran secara daring. Dia menilai hal itu hanya memberikan beban, baik mental ataupun fisik.

"Hubungan harmonis antara guru dan pelajar bisa sirna. Seharusnya pembelajaran daring meningkatkan kualitas pendidikan dan pelajar, tetapi yang terjadi malah sebaliknya," kata dia tertulis, Selasa (29/6).

Mirza menyebut berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari 1.700 pelajar terdapat 76,7 persen mengatakan bawah mereka tidak senang belajar di rumah. 

Selanjutnya 73,2 persen di antaranya menyatakan bahwa tugas yang diberikan cukup berat. Ditambah lagi dengan 79,9 persen pelajar mengungkapkan bahwa interaksi antara mereka dan guru tidak ada.

Mirza mengatakan pelajar harusnya tidak didiamkan dan ditakuti dengan Covid-19. Justru dengan PTM pelajar dapat teredukasi secara efektif mengenai virus tersebut. 

"Jangan hanya berkelakar tentang bahaya Covid-19 kemudian menjadikan pelajar sebagai korban sistematika pendidikan. Kalau pembelajaran daring diteruskan maka merdeka belajar hanyalah omong kosong belaka bagi pelajar," ucap dia.

"Pelajar akhirnya hanya dihujani dengan tugas, tugas, dan tugas tanpa adanya komunikasi intensif dan interaktif dari gurunya”, tambah Mirza. 

Dia menambahkan, Satgas Penanganan Covid-19 harus mulai menyentuh teman-teman pelajar di sekolah dengan membentuk satgas sendiri di dalam sekolah.

Satgas itu nantinya berisikan pelajar dan guru sebagai pendampingnya. Misalnya, Osis, PMR, UKS, Rohis, dan Pramuka bisa digerakkan. 

"Jadi, pelajar juga tergerak untuk melindungi diri sendiri, teman, dan keluarga besar sekolahnya. Bukan hanya dilarang begini begitu, dimarahi, dan dibatasi gerak geriknya. Pelajar harus sungguh-sungguh merdeka," kata Mirza. (mcr12/jpnn)

BACA JUGA: Wabup Garut: Sekolah di 11 Desa Dilarang Gelar KBM Tatap Muka


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler