Aliran Apa Ini? Naik ke Bukit Secara Berpasangan, Tanpa Busana, Begituan, Tuhannya Menerima

Kamis, 22 April 2021 – 23:01 WIB
Petugas Polres Supiori bersama kantor Kemenag membongkar baliho milik kelompok yang diduga memiliki aliran sesat, Selasa (20/4) kemarin. Foto: Polres Supiori for Cepos

jpnn.com, SUPIORI - Polres Supiori bersama kantor Kementerian Agama Kabupaten Supiori, Papua membubarkan kelompok ajaran agama yang diduga menyimpang dari ajaran kristiani.

Kelompok aliran bernama Tim Doa Alfa Omega itu awalnya akan melakukan ibadah di Kampung Kyamdori Distrik Supiori Barat. Ibadah dipimpin oleh AK.

BACA JUGA: MUI Desak Kepolisian Usut Aliran Sesat Kerajaan Ubur-ubur

“Kami menggeledah Kampung Kyamdori yang diduga menjadi tempat aliran sesat pada Selasa (20/4) sore. Kami menyita barang bukti berupa dokumen, kartu identitas anggota, baliho yang isinya foto yang dianggap Tuhan, bendera, batu, dan senjata tajam,” kata Kapolres Supiori, AKBP Moh. Darodjat Daimboa dalam rilis yang diterima Cepos Online, Rabu (21/4).

Sejatinya aparat sudah pernah mendengar aktivitas kelompok ini pada 2020.

BACA JUGA: Fakta-Fakta Aliran Sesat Hakekok, dari Mandi Bareng Tanpa Busana hingga Syahadat

Saat itu muncul kesepakatan agar aktivitas yang diduga sesat itu dihentikan.

“Aktivitas itu sudah berjalan sejak November 2020. Kami meminta untuk tidak meneruskan atau mengulang. Ada kesepakatannya. Namun, ternyata masih diulang,” kata Darodjat.

BACA JUGA: Ada Aliran Sesat Lagi, Ajarannya Tak Sesuai Islam

Dia mengatakan, aktivitas ibadah yang dilakukan kelompok ini cukup meresahkan warga.

Sebelumnya kelompok itu melakukan aktivitas di Biak Barat, kemudian membuat kelompok lagi di Supiori.

Kapolres menjelaskan, dahulu ada orang tua bernama Apus yang pernah melakukan ibadah di Kampung Kyamdori.

Orang tua itu berdoa di atas batu yang kini disembah oleh kelompok tersebut. Apus sendiri sudah lama meninggal. Entah bagaimana muncul ajaran yang berkaitan dengan sejarah batu tempat berdoa tadi. Batu itu buat kelompok tadi dianggap sebagai tempatnya Tuhan.

Informasi lain yang diperoleh Cenderawasih Pos, dalam ajaran ini melegalkan persetubuhan dan di lokasi melakukan ibadah dibangun pondok-pondok yang diduga untuk melakukan persetubuhan.

Lalu ada kegiatan malam hari yakni naik ke atas bukit secara berpasangan dengan tanpa busana dan sesampainya di atas mereka diperbolehkan melakukan hubungan badan hingga pagi hari.

Jika tidak melakukan maka dianggap tidak menerima ajaran Tuhan, sedangkan jika melakukan dianggap menjalankan ajaran Tuhan.

Ada yang sampai hamil dari kegiatan tersebut.

Kelompok dari tim doa ini sendiri diprediksi sudah mencapai 100-an orang.

“Saat ini kami masih mengambil keterangan dari pentolan kelompok," kata kapolres. (ade/nat)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler