Almisbat Sebut Langkah Demokrat Melaporkan Budi Arie Setiadi Wujud Antidemokrasi

Kamis, 05 Agustus 2021 – 14:30 WIB
Budi Arie Setiadi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Hendrik Sirait menilai langkah sejumlah pengurus Partai Demokrat yang memolisikan Ketua Umum Projo sekaligus Wamendes Budi Arie Setiadi merupakan tindakan yang mengada-ada.

"Selain ada motivasi politik, juga sangat jelas ada interpretasi berlebihan terhadap materi yang menjadi dasar laporan tersebut," kata Hendrik dalam siaran pers, Kamis (5/8).

BACA JUGA: Aduh! Sudah Empat DPD Demokrat yang Melaporkan Budi Arie ke Polisi

Budi dilaporkan lantaran unggahan di media sosial atas nama Budi Arie Setiadi yang dianggap menyudutkan Partai Demokrat.

"Materi karikatur tersebut sama sekali tidak mengandung unsur yang dapat dikatakan asosiatif dengan lembaga atau institusi apa pun, termasuk dengan Partai Demokrat," imbuh Hendrik.

BACA JUGA: DPD Demokrat Jabar Melaporkan Wamendes Budi Arie Setiadi ke Polda, Ini Alasannya

Dia menyindir, jika alasan pelaporan tersebut karena ingin membangun iklim demokrasi yang sehat, Hendrik pun mempertanyakan apakah selama ini pimpinan Partai Demokrat telah melakukan hal itu?

"Justru langkah pelaporan pemidanaan terhadap Budi Arie Setiadi secara terang benderang sebagai bentuk antikritik dan antidemokrasi Partai Demokrat-nya AHY," kata Hendrik.

BACA JUGA: Demokrat Jateng Laporkan Wamendes ke Polisi, Penyebabnya Tudingan Biang Rusuh?

Menurutnya, selama ini, publik mencatat sekian banyak pernyataan terbuka sejumlah pimpinan partai tersebut yang cenderung menyerang karakter seseorang secara negatif dan berlebihan.

"Terhadap Presiden Jokowi, salah seorang petinggi partai itu pernah menyebutnya sebagai “bebek lemah”. Yang lain menyebutnya bapak babi panggang (bipang), serta mengaitkan kebijakannya dengan profesi Jokowi sebelumnya sebagai tukang mebel," tutur Hendrik.

"Publik juga masih mengingat kicauan Benny K Harman yang menyebut Jokowi memelihara preman dalam sandiwara “pemukulan” Ratna Sarumpaet saat Pilpres 2019 lalu," kata Hendrik.

Dia menyatakan, dengan sekian catatan itu, kini partai itu lagi-lagi memainkan peran “playing victim”.

Demokrasi yang sehat hanya bisa dibangun bila ada oposisi yang kuat, serta cerdas. Bukan sekadar oposisi yang hanya gemar mengumbar dan memobilisasi emosi dengan pernyataan-pernyataan politik yang menghina akal sehat dan kecerdasan dasar publik," ujar Hendrik.

"Almisbat menyarankan, daripada melakukan pelaporan polisi, idealnya Demokrat AHY melakukan klarikasi langsung kepada Budi Arie Setiadi. Langkah klarifikasi melalui dialog adalah langkah yang jauh lebih beradab dan demokratis," imbuhnya. (*/adk/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler