Alumni 212 Pengin Bubarkan PDIP, Kapitra: Hati-Hati Itu, Tolong Berpikir

Selasa, 16 November 2021 – 21:34 WIB
Anies Baswedan di atas panggung acara Reuni 212 pada 2019 lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera merespons wacana pembubaran partainya yang di suarakan para tokoh di balik Reuni Akbar Aksi 212.

Kapitra mengatakan apa yang disampaikan pihak PA 212 itu bisa menimbulkan konflik horizontal secara luas.

BACA JUGA: PA 212 Pengin Reuni, Kapitra PDIP: Kalau yang Saya Pimpin Dahulu Jelas, Lah, Ini?

"Itu memecah belah kekuatan bangsa, yang rugi kita sendiri. Ketika bangsa ini pecah, nanti bangsa lain masuk mengakuisisi kita, lalu kita jadi budak lagi di negeri sendiri," kata Kapitra kepada JPNN.com, Selasa (16/11).

Kapitra menyarankan apabila pihak PA 212 tidak suka dengan PDI Perjuangan, maka tidak usah dipilih saat pemilu nanti.

BACA JUGA: Reuni Akbar 212 Bukan Sekadar Nostalgia, Ada Misi Bubarkan PDIP

"Kalau dia tidak suka dengan PDI ya tidak usah dipilih, kan, gampang. Kalau enggak ada yang memilih PDI ya bubar sendiri, mengaco saja," ujar Kapitra.

"Jadi, hati-hati itu bisa konflik horizontal terbuka lebar, tolong berpikir, jangan pakai emosilah," sambung Kapitra.

BACA JUGA: Reuni Akbar 212 Mau Bubarkan PDIP? Prof Hendrawan: Salah Minum Obat

Sebelumnya, Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menanggapi pernyataan politikus PDIP Kapitra Ampera ihwal reuni Aksi 212 tak perlu digelar.

Kapitra beralasan pandemi Covid-19 belum berakhir sehingga kerumunan banyak orang, termasuk reuni Aksi 212, berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.

Namun, Novel menyatakan reuni itu bukan sekadar mengenang kemenangan, apalagi bernostalgia.

"Reuni akbar 212 adalah aksi menyelamatkan bangsa dari masalah besar yang mengancam nasib negara ini," katanya kepada JPNN.com, Sabtu (13/11).

Novel lantas menyebut sejumlah persoalan yang membelit Indonesia saat ini. Misalnya, masalah hukum yang tidak berkeadilan.

"Sudah menyimpang dari (sila) Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Novel.

Selain itu, Novel juga menyinggung soal Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).

Dia menyebut PDIP berupaya meloloskan RUU itu demi mengganti Pancasila.

"Itu masalah besar dan PDIP harus dibubarkan," kata Novel. (cr1/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Adil
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler